Selasa 14 Sep 2021 12:21 WIB

Wapres Ingatkan Mahasiswa tak Terjerumus Paham Radikalisme

Perguruan tinggi diminta menguatkan pengajaran wawasan kebangsaan pada mahasiswanya.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Agus raharjo
Wakil Presiden Ma'ruf Amin
Foto: Prayogi/Republika
Wakil Presiden Ma'ruf Amin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengingatkan mahasiswa dan kalangan akademisi tidak mudah terpengaruh dengan disinformasi atau berita-berita palsu (hoaks) yang beredar di masyarakat. Wapres juga berharap mahasiswa jangan sampai terjerumus dalam paham liberalisme, sekularisme ataupun radikalisme yang memecah persatuan dan kesatuan bangsa.

Sebab, kata Wapres, di era digitalisasi saat ini, isu-isu radikalisme dan penyebaran berita bohong (hoaks) melalui teknologi informasi berpotensi untuk memecah persatuan dan kesatuan bangsa.

"Saya berharap mahasiswa Universitas Merdeka Malang jangan sampai terjerumus dalam paham liberalisme, sekularisme ataupun radikalisme, dan mudah terpengaruh oleh berita hoaks, yang selain akan merusak citra kampus juga dapat menodai nilai-nilai persatuan dan kesatuan bangsa," ujar Wapres saat memberi arahan secara virtual acara Pengenalan Kehidupan Kampus Bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) Universitas Merdeka Malang Tahun Akademik 2021/2022, Selasa (14/9).

Wapres mengajak seluruh sivitas akademika dan para mahasiswa baru selalu memupuk rasa nasionalisme sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. Ia juga meminta perguruan tinggi juga memberikan perhatian dan melakukan penguatan pengajaran wawasan kebangsaan kepada mahasiswanya. Menurut Wapres, Prinsip Merdeka Belajar yang dicanangkan pemerintah juga perlu dijalankan

"Perlu dijadikan prinsip dan tekad dari seluruh sivitas akademika dan para mahasiswa, termasuk mahasiswa baru di Universitas Merdeka Malang, terutama dalam meningkatkan kegiatan riset dan inovasi," kata Wapres.

Sebelumnya, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim yang turut hadir pada pembukaan PPKMB secara virtual, mengingatkan para mahasiswa baru bahwa menjadi mahasiswa tidak sama dengan kenaikan jenjang sekolah.

Menurutnya, menjadi mahasiswa berarti mereka memiliki kemerdekaan yang lebih luas untuk menentukan arah masa depan. “Oleh karena itu, kami di Kemendikbudristek memberikan hak kepada semua mahasiswa di seluruh Indonesia untuk belajar di luar program studinya atau di luar kampusnya selama tiga semester,” katanya.

Nadiem mengatakan, mahasiswa bisa memanfaatkan waktu tersebut untuk mengikuti program-program kampus merdeka. Antara lain magang di perusahaan atau organisasi sosial dunia, melakukan studi independen, membangun desa, melakukan riset, mengerjakan proyek kemanusiaan, merancang dan merintis wirausaha, melakukan pertukaran mahasiswa di dalam dan di luar negeri, atau mengajar di SD atau SMP melalui program kampus mengajar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement