Selasa 14 Sep 2021 05:05 WIB

Nadiem: AN tak Menimbulkan Konsekuensi Bagi Siswa

Pelaksanaan Asesmen Nasional (AN) tak lama lagi akan dimulai.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Mas Alamil Huda
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud-Ristek) Nadiem Makarim.
Foto: Antara/Galih Pradipta
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud-Ristek) Nadiem Makarim.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelaksanaan Asesmen Nasional (AN) tak lama lagi akan dimulai, yakni pada pekan keempat September 2021. Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim, menegaskan, AN tidak akan menimbulkan konsekuensi apapun bagi individu siswa, guru, maupun kepala sekolah.

"AN tidak menimbulkan konsekuensi terhadap individu siswa, guru, maupun kepala sekolah. Tidak ada konsekuensi juga ke anggaran untuk sekolah, maupun kelulusan. Bahkan data tidak akan dipresentasi sebagai individu, melainkan agregasi sekolah," jelas Nadiem saat meninjau persiapan pelaksanaan AN di SMP Negeri I Surakarta, Jawa Tengah, Senin (13/9). 

Saat berdiskusi dengan kepala sekolah dan para guru, Nadiem mengatakan, AN sangat berbeda dengan Ujian Nasional (UN) sehingga tidak perlu persiapan khusus dan mereka tidak perlu khawatir. Selain itu, AN juga akan dilaksanakan dengan mengikuti peraturan yang berlaku dan protokol kesehatan yang ketat.

Lebih lanjut Nadiem mengatakan, AN bertujuan untuk mendorong perubahan positif dalam cara guru mengajar dan cara kepala sekolah memimpin pembelajaran di sekolahnya serta dalam pengawasan sekolah. Perubahan positif juga akan terjadi pada cara pemerintah daerah melakukan evaluasi diri dalam penganggaran agar lebih berorientasi pada kualitas pembelajaran.

"Jadi, tujuan AN itu sebenarnya memantik perubahan. AN merupakan evaluasi terhadap sistem pendidikan," kata dia.

Sementara itu, Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kemendikbudristek, Anindito Aditomo, mengibaratkan, AN sebagai free medical check-up atau pemeriksaan kesehatan menyeluruh secara gratis untuk sekolah-sekolah, untuk pemda. Dengan AN, kata dia, hal-hal yang perlu dirawat dan diobati akan dapat diketahui.

"Supaya kita tahu apa yang perlu dirawat dan diobati,” jelas Anindito.

Saat ini, pelaksanaan AN memasuki tahap geladi bersih untuk memastikan seluruh faktor yang mungkin menghambat pelaksanaan telah diatasi. Setelah semua simulasi dan geladi selesai, pelaksanaan AN untuk satuan pendidikan akan dimulai pada pekan keempat September 2021 dengan sasaran pertama adalah SMK dan Paket C, kemudian disusul oleh SMA, SMP, dan SD/sederajat.

Dalam pelaksanaan geladi bersih pada jenjang SMP, peserta AN yang berjumlah 45 siswa dan lima siswa cadangan hadir di sekolah untuk bersiap-siap melaksanakan simulasi AN berbasis komputer. Kemudian, dengan dibimbing oleh proktor, para siswa login dan memasukkan nomor token tes.

Pada hari pertama AN, para peserta akan mengerjakan soal latihan selama 10 menit, soal literasi selama 90 menit, dan survei karakter selama 30 menit. Lalu, pada hari kedua para peserta mengerjakan soal numerasi selama 90 menit dilanjutkan dengan survei lingkungan belajar selama 30 menit.

Dalam pelaksanaannya, pengawas mengedarkan daftar hadir serta memastikan asesmen berjalan dengan tertib dan mengawasi pelaksanaan asesmen. Proktor mencetak jawaban siswa setelah asesmen selesai di akhir setiap sesi. Kemudian, proktor dan pengawas mengisi berita acara pelaksanaan asesmen.

Salah satu proktor di SMPN 1 Surakarta, Wahyudi, menyampaikan secara umum simulasi dan geladi bersih pelaksanaan AN di SMPN 1 Surakarta berjalan lancar. Kendala yang dia temukan hanya terkait jaringan, tapi itu pun bisa diatasi.

"Proktor sudah tahu ke mana harus menyampaikan pengaduan jika ada kendala," tutur Wahyudi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement