Senin 13 Sep 2021 20:10 WIB

Erick Thohir Dukung Kendaraan Listrik Dalam Negeri

Erick Thohir mengapresiasi Largo eBike, produsen kendaraan listrik anak bangsa.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Dwi Murdaningsih
Menteri BUMN Erick Thohir.
Foto: ANTARA/Dhemas Reviyanto
Menteri BUMN Erick Thohir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mendukung penuh kemandirian produk lokal, termasuk industri kendaraan listrik dalam negeri. Erick juga mengapresiasi kehadiran Largo eBike, produsen kendaraan listrik milik anak bangsa. 

Largo eBike tampil beda dengan kendaraan listrik yang ada. Largo menawarkan kendaraan bergaya klasik kental dengan suasana kendaraan tempo dulu. 

 

"Menteri BUMN Erick Thohir bersama Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki didampingi Direktur Smesco Leonard Theosabrata memberikan dukungan dan perhatian kepada pertumbuhan industri kendaraan listrik dalam negeri. Semoga ke depan @largo_ebike dapst bersinergi untuk inovasi dan pengembangan teknologi EV," tulis akun Instagram milik @largo_ebike.

 

Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, dan Sekretaris Jenderal Kemenperin Dody Widodo telah menandatangani nota kesepahaman tentang kemitraan koperasi, UMKM/IKM dalam rantai pasok BUMN di Jakarta, Jumat (3/9).

 

Erick mengatakan kerja sama ini merupakan upaya pemerintah dalam membangkitkan UMKM akibat tekanan pandemi.

 

"Kalau kita mengaca bagaimana bangsa Indonesia terus bangkit dari krisis ke krisis, Itulah salah satu kekuatan bangsa kita. Bangsa yang besar adalah bangsa yang bisa terus semangat dan bangkit," ujar Erick.

 

Erick mengatakan Indonesia pernah mengalami krisis ekonomi pada 1998 yang lebih mengarah pada proses keuangan. Erick menyebut krisis yang terjadi saat ini memiliki dampak yang lebih menyeluruh, mulai dari aspek kesehatan dan perekonomian. 

 

"Krisis 98 itu lebih krisis moneter, keuangan, yang terdampak adalah perusahaan dan korporasi besar, tapi hari ini UMKM benar-benar terdampak dan itu 99 persen pembukaan lapangan kerja dan juga sebenarnya ekonomi yang realitanya UMKM adalah tulang punggung negara ini," ucap Erick.

 

Kata Erick, BUMN sebagai perusahaan milik negara tidak berdiam diri dalam kondisi saat ini. Erick mengatakan BUMN dalam sepuluh tahun terakhir memang telah berkontribusi dalam pemasukan sebesar Rp 3.290 triliun kepada negara berupa pajak, dividen, dan PNBP yang sangat membantu negara dalam menjalankan program-program untuk membantu masyarakat. Namun, Erick menyebut hal ini belum cukup. Erick meyakini BUMN memiliki kemampuan lebih besar dalam memberikan kontribusi bagi negara.

 

"Oleh karena itu, sejak krisis ini terjadi, kami daripada menunjuk itu dan ini harus diperbaiki, tetapi kita menunjuk diri kita sendiri, kita transformasi diri kita sendiri, kita memastikan BUMN tidak menjadi menara gading, namun harus dekat dengan program UMKM dan dekat dengan rakyat," ungkap Erick.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement