Senin 13 Sep 2021 18:11 WIB

Waspadai Varian Baru Kala Angka Paparan Covid-19 Menurun

Varian baru harus terus diwaspadai

Rep: Nawir Arsyad Akbar / Dessy Suciati Saputri/ Red: Muhammad Subarkah
Seorang wanita menerima suntikan vaksin Moderna COVID-19 di Vung Tau, Vietnam, Senin, 13 September 2021. Vietnam mempercepat program vaksinasinya dalam upaya untuk melonggarkan pembatasan penguncian virus corona di kota-kota besar pada akhir September, kata pemerintah.
Foto: AP/Hau Dinh
Seorang wanita menerima suntikan vaksin Moderna COVID-19 di Vung Tau, Vietnam, Senin, 13 September 2021. Vietnam mempercepat program vaksinasinya dalam upaya untuk melonggarkan pembatasan penguncian virus corona di kota-kota besar pada akhir September, kata pemerintah.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA – Satuan Tugas Penanganan Covid-19 melaporkan penambahan kasus positif harian pada Senin (13/9) yang sebanyak 2.577 orang. Penambahan kasus baru ini menjadikan total kasus positif telah mencapai 4.170.088 orang.

Sebanyak 177.234 spesimen dan 120.529 orang telah diperiksa hari ini. Angka positivity rate orang harian pun terus menurun menjadi sebesar 2,14 persen. Dari penambahan kasus positif hari ini, Provinsi Jawa Tengah menjadi kontributor tertinggi yang memiliki kasus baru sebanyak 353. Disusul Jawa Timur yang menambahkan 318 kasus baru, Jawa Barat menambahkan 210 kasus, DKI Jakarta menambahkan 187 kasus baru, dan Aceh melaporkan 133 kasus. 

Selain itu, kasus aktif pada hari ini juga tercatat mengalami penurunan menjadi sebesar 10.173 orang. Dengan demikian, total kasus aktif per hari ini pun menjadi di bawah 100 ribu kasus, yakni sebesar 99.696. 

Sedangkan pada kasus kesembuhan, tercatat bertambah sebanyak 12.474 orang, dengan total kesembuhan menjadi sebanyak 3.931.227. Pada kasus meninggalnya, Satgas melaporkan 276 orang pada hari ini. Sehingga total kasus meninggal di Indonesia telah mencapai 139.165 orang. Satgas juga melaporkan masih terdapat sebanyak 286.170 suspek di berbagai daerah.

Kasus meninggal harian ini disumbangkan oleh lima provinsi dengan kenaikan kasus tertinggi, yakni Jawa Timur dengan 37 kasus. Diikuti Jawa Tengah yang melaporkan 35 kasus meninggal, di posisi ketiga yakni Papua dengan 25 kasus, Sumatera Utara melaporkan 23 kasus, dan Bali menambahkan 15 kasus. 

Cegah Varian Baru

 

Terkait pandemi Covid-19, Komisi IX DPR menilai pemerintah perlu memberikan perhatian khusus terhadap pintu-pintu masuk ke dalam negeri untuk mencegah masuknya varian baru Covid-19. Agar kebobolan masuknya varian Delta tak terulang di kemudian hari.

 

"Pengetatan deteksi dini di pintu masuk ke Indonesia, baik melalui udara, darat, dan laut. Termasuk pengetatan entry dan exit test bagi pelaku perjalanan internasional," ujar Ketua Komisi IX Felly Estelita Runtuwene dalam rapat kerja dengan Menteri Kesehatan, Senin (13/9).

 

Komisi IX juga mendorong Kementerian Kesehatan untuk meningkatkan jumlah kapasitas dan kapabilitas laboratorium di seluruh daerah. Terutama dalam melakukan Whole Genome Sequencing (WGS).

 

"Intesifikasi testing dan tracing dengan perluasan metode testing sesuai rekomendasi organisasi profesi, terkait penggunaan pemeriksaan molekular NAAT (Nucelic Acit Amplification Test)," ujar Felly.

 

Anggota Komisi IX DPR Netty Prasetiyani mendukung langkah pemerintah memperketat akses masuk bagi warga negara asing (WNA) dari sejumlah negara. Tujuannya untuk mencegah masuknya variant of interest (VoI), seperti Lambda, Mu, dan C.1.2.

 

"Jika diperlukan, pemerintah jangan ragu menutup akses masuk sementara. Keselamatan rakyat yang terancam karena masuknya varian baru harus diutamakan dari kepentingan apapun," ujar Netty.

 

Ia menjelaskan, menurut Centers for Control Disease and Prevention (CDC), varian virus yang masuk kategori VoI dapat menyebabkan peningkatan klaster kasus Covid-19. Saat ini varian MU sendiri sudah ditemukan di 46 negara, termasuk di negara Asia seperti Korea Selatan, Jepang, dan Hongkong.

 

Menurutnya, ketiga varian tersebut ini masih dalam pantauan. Sebab ketiganya diduga akan menimbulkan reaksi yang lebih parah pada pasien yang terinfeksi ketimbang virus corona lainnya.

 

“Saat ini varian MU memang belum terdeteksi di Indonesia,  tapi tidak ada jaminan keadaan akan terus aman," ujar Wakil Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPR itu.

 

"Apalagi varian ini dapat menyebabkan reaksi yang lebih parah. Pemerintah harus lebih ketat  dalam skrining, karantina dan monitoring  terhadap WNA maupun WNI dari luar negeri," sambungnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement