Senin 13 Sep 2021 16:14 WIB

Satu WNA Korban Kebakaran Lapas Tangerang Teridentifikasi

Total yang sudah diidentifikasi sampai saat ini ada 18 orang dari 41 orang korban.

Rep: Ali Mansur/ Red: Mas Alamil Huda
Petugas mengecek kantong jenazah korban kebakaran Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Tangerang sebelum dinaikan kedalam ambulance di RSUD Kabupaten Tangerang, Banten.
Foto: Prayogi/Republika
Petugas mengecek kantong jenazah korban kebakaran Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Tangerang sebelum dinaikan kedalam ambulance di RSUD Kabupaten Tangerang, Banten.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kabagpenum Mabes Polri, Kombes Ahmad Ramadhan, mengatakan, tim Disaster Victim Investigation (DVI) kembali mengidentifikasi delapan jenazah korban kebakaran Lembaga Pemasyarakat (Lapas) Kelas I Tangerang, Banten, pada Senin (13/9). Maka total yang sudah diidentifikasi sampai dengan saat ini ada 18 orang dari 41 orang yang terbakar.

"Jumlah total yang sudah teridentifikasi sampai dengan Senin (13/9) sejumlah 18 orang dan jumlah korban yang belum teridentifikasi sebanyak 23 orang," ujar Ahmad Ramadhan dalam konferensi pers di RS Polri, Jakarta Timur, Senin (15/9).

Ramadhan menjelaskan dari delapan orang tersebut, salah satunya merupakan warga negara asing (WNA) asal Portugal. Sisanya, merupakan warga negara Indonesia. Ramadhan merinci, delapan orang tersebut masing-masing bernama Anton bin Idall (35) alamat Kampung Kresek, Rawa Burung, Kosambi, Tangerang. Dia teridentifikasi berdasarkan sidik jari dan medis.

Lalu, Lim Angie Sugianto bin Go Shong Weng (68) warga Seroja, Piang, Tangerang. Lim Teridentifikasi berdasarkan DNA dan medis. Lanjut Ahmad Ramadhan, jenazah atas nama Sarim bin Harkam (56) warga Sukamaju, Cikeual, Serang. Lalu, Rezkil Khairi bin Nursin (23) warga Kebagusan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

 

Kemudian, Sumatri J Jayaprana bin Darman (35) warga Matraman, Menteng, Jakarta Pusat. Juga jenazah atas nama I Wayan Tirta Utama bin Nyoman Sami warga Limo, Depok, Jawa Barat. Petra Eka bin Sehendar warga Manggarai Selatan, Tebet, Jakarta Selatan dan terakhir Ricardo Ussumane Embalo bin Antonio Embalo (51) asal Proceta Rau, Portugal.  

"Tim terus bekerja semoga semua jenazah bisa teridentifikasi,” kata Ramadhan.

Sementara itu, Direktur Binapilatkepro Direktur Jenderal Pemasyarakatan pada Kementerian Hukum dan HAM Turman mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak Kedutaan Besar Portugal terkait pemakaman Ricardo. Pihak keluarga, meminta jenazah Ricardo untuk dikremasi. Adapun data yang bersangkutan didapat dari Portugal atas nama Antonio Salio Embalo yang merupakan ayah kandungnya.

“Jadi sudah kita komunikasikan semua termasuk konsuler bersangkutan,” kata Turman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement