Senin 13 Sep 2021 14:46 WIB

Taliban Ucapkan Terima Kasih ke Qatar

Menlu Qatar mengunjungi Afghanistan dan bertemu pejabat tinggi Taliban.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Teguh Firmansyah
Menteri Luar Negeri (Menlu) Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani
Foto: AP /Gregorio Borgia
Menteri Luar Negeri (Menlu) Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdurrahman Al-Thani mengunjungi Afghanistan pada Ahad (12/9). Dia melakukan pertemuan dengan para pejabat Taliban yang kini mengendalikan negara tersebut, termasuk penjabat Perdana Menteri Mullah Mohammad Hassan Akhund.

Juru bicara Taliban Suhail Shaheen mengungkapkan, Sheikh Mohammed bertemu para menteri dan pejabat tinggi lainnya di istana kepresidenan di Kabul. "Pertemuan itu fokus pada hubungan bilateral, bantuan kemanusiaan, pembangunan ekonomi serta interaksi dengan dunia," kata Shaheen lewat akun Twitter pribadinya, dikutip laman Yeni Safak.

Baca Juga

Shaheen mengungkapkan, kepemimpinan Taliban berterima kasih kepada Pemerintah Qatar. Sebab Doha mendukung rakyat Afghanistan di masa kritis mereka.

Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Qatar turut mengonfirmasi pertemuan Sheikh Mohammed dengan para pejabat tinggi pemerintahan Taliban di Afghanistan. Dalam pertemuan itu topik yang dibicarakan antara lain tentang cara mempromosikan perdamaian di Afghanistan dan pengoperasian Bandara Kabul. Kebebasan lintas dan perjalanan untuk semua turut dibahas.

Menurut Kemlu Qatar, Sheikh Mohammed juga bertemu Abdullah Abdullah, seorang pejabat senior di pemerintahan Afghanistan sebelumnya. Ia pun menemui mantan presiden Afghanistan Hamid Karzai.

Taliban merilis foto-foto pertemuan Al Thani dengan Akhund. Sementara foto-foto Al Thani dengan Karzai beredar luas di media sosial.

Markas kantor politik Taliban diketahui berada di Doha, Qatar. Selama ini Qatar kerap disebut memiliki pengaruh atas Taliban.  Qatar dianggap sebagai salah satu negara dengan pengaruh paling besar atas Taliban.

Qatar memainkan peran penting dalam evakuasi besar-besaran yang dipimpin AS terhadap warga Amerika, warga negara Barat lainnya, dan warga Afghanistan yang membantu negara-negara Barat. Qatar juga menjadi tempat transit bagi warga Afghanistan yang dievakuasi, sebelum diterbangkan ke negara lain untuk mendapatkan tempat tinggal tetap.

Sejak Taliban mengambil alih Kabul pada 15 Agustus lalu, belum ada negara yang mengakui pemerintahan mereka. Diplomat senior AS Jeffrey DeLaurentis mengatakan, Taliban sedang mencari legitimasi dan dukungan internasional.  “Taliban mencari legitimasi dan dukungan internasional. Pesan kami sederhana, legitimasi dan dukungan apa pun harus diperoleh,” kata DeLaurentis, dilansir Aljazirah, Senin (13/9).

Sejak Taliban berkuasa, AS telah memblokir aset bank sentral Afghanistan. Pemerintahan Presiden AS Joe Biden  terbuka untuk menyumbangkan bantuan kemanusiaan. Namun pencairan aset akan bergantung pada tindakan Taliban termasuk memungkinkan perjalanan yang aman bagi orang-orang untuk meninggalkan Afghanistan. Dana Moneter Internasional (IMF) juga telah memblokir akses Taliban untuk cadangan darurat baru senilai 440 juta dolar AS.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement