Senin 13 Sep 2021 07:21 WIB

Sri Mulyani Ungkap Mengapa Warga Penting Tahu Instrumen APBN

APBN insrumen utama penghubung antara warga dan negara

Rep: Novita Intan / Red: Nashih Nashrullah
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengatakan APBN insrumen utama penghubung antara warga dan negara
Foto: ANTARA/Hafidz Mubarak A
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengatakan APBN insrumen utama penghubung antara warga dan negara

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Pemerintah menyebut selama ini pengetahuan masyarakat terhadap APBN masih terbatas. Padahal instrumen APBN menjadi hal yang paling mendasar dalam hubungan antara negara dan rakyatnya.  

Menteri Keuangan, Sri Mulyani, mengatakan instrumen APBN merupakan platform yang menggabungkan hak dan kewajiban masyarakat. 

Baca Juga

Artinya sebagai warga negara yang lahir di Indonesia akan menjadi bagian negara dan bangsa Indonesia. 

"APBN adalah instrumen utama dan paling mendasar yang menghubungkan warga dengan negaranya," ujarnya dalam keterangan tulis seperti dikutip Senin (13/9). 

Menurutnya semakin banyak masyarakat yang memahami APBN, maka akan semakin banyak pihak yang menjaga realisasi belanja negara, sehingga makin memiliki daya kendali terhadap tujuan dan cita-cita yang diraih. 

"Kami meyakini, makin rakyat memahami APBN, makin bisa menjaganya bersama, makin bisa memiliki daya kendali terhadap cita-cita dan tujuan yang diraih," kata dia. 

Maka itu, Sri Mulyani menekankan pengetahuan tentang APBN harus bisa dipahami semua tingkatan masyarakat khususnya generasi muda sebagai tumpuan pada masa depan. 

Diharapkan memahami sejak dini manfaat dan sumber penggunaan APBN untuk bisa menentukan Indonesia selanjutnya. 

"Anak-anak muda ini mengenal hak dan kewajiban sebagai orang Indonesia, sebagai bangsa dan rakyat punya hak, dan punya kewajiban," kata dia. 

Sri Mulyani juga menyebut generasi muda diharapkan mengenal cita-cita bangsa dari para pendiri negara. Kemudian mewujudkan cita-cita yang adil, makmur, bermartabat hingga ikut mengurus pergaulan dunia berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial. 

"Jadi cita-cita itu bukan dari pidato saya tapi para pendiri bangsa yang diharapkan menjadi sebuah negara yang maju, berdaulat, adil, makmur dan bermartabat. Dan kita ini bagian dari dunia, karena Indonesia satu dari negara dunia dengan bangsa lain," ucapnya.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement