Ahad 12 Sep 2021 18:29 WIB

Taliban Pisahkan Ruang Kuliah Perempuan dan Laki-Laki

Mahasiswi di Afghanistan juga diwajibkan mengenakan pakaian Islami dan berhijab

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Kaum perempuan Afghanistan, ilustrasi
Foto: AP Photo/Rafiq Maqbool
Kaum perempuan Afghanistan, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL – Menteri pendidikan tinggi di pemerintahan Taliban, Abdul Baqi Haqqani, mengungkapkan, kaum perempuan di Afghanistan diperkenankan menempuh pendidikan di perguruan tinggi, bahkan tingkat pasca-sarjana. Namun, ruang kelas mereka bakal dipisah dengan laki-laki.

Dilaporkan lamana Al Arabiya, Ahad (12/9), Haqqani mengatakan, selain ruang kelas dipisah berdasarkan gender, perempuan yang mengikuti studi di perguruan tinggi wajib mengenakan pakaian atau busana Islami. Haqqani menyebut mereka harus memakai hijab.

Baca Juga

Namun, dia tak menjelaskan secara detail apakah hijab yang diwajibkan hanya berarti menutupi kepala atau turut menyertakan wajah. Sebelumnya universitas-universitas di Afghanistan mesti bersiap menerapkan peraturan Taliban perihal segregasi mahasiswa berdasarkan gender di ruang kelas. Ke depan, perguruan tinggi di sana tampaknya akan merekrut dosen sesuai dengan gender para mahasiwa yang mereka ajar. 

Wakil Rektor Universitas Bakhtar Waheed Roshan mengatakan, pihaknya akan mematuhi peraturan Taliban perihal segregasi gender di ruang kelas. Saat ini, universitas swasta yang berlokasi di Kabul itu memiliki dua ribu mahasiwa. Sebanyak 20 persen di antaranya adalah perempuan. 

Roshan mengungkapkan, universitasnya dapat mengadakan kelas untuk mahasiswa laki-laki dan perempuan dalam giliran terpisah. Namun, dia menilai perguruan tinggi lain mungkin kesulitan memperoleh partisi di dalam ruang kelas mereka. 

Oleh sebab itu, dia berpendapat, untuk banyak perguruan tinggi, mereka tampaknya bakal menghadapi kendala logistik ketika ingin mematuhi peraturan Taliban perihal segregasi gender dalam kegiatan belajar mengajar. Peraturan Taliban itu pun menuai reaksi beragam dari kalangan mahasiswa. 

Baca juga : Ratusan Wanita Bercadar Lakukan Aksi Dukung Taliban

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement