Ahad 12 Sep 2021 16:23 WIB

Psikolog: Orang yang Ingin Bunuh Diri tak Punya Ciri Khusus

Meski tidak memiliki tanda khusus, biasanya ada kata-kata atau pesan yang tersirat.

Orang yang ingin melakukan bunuh diri tak memiliki ciri khusus (ilustrasi).
Foto: Foto : MgRol_93
Orang yang ingin melakukan bunuh diri tak memiliki ciri khusus (ilustrasi).

REPUBLIKA.Co.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia, dr Indria Laksmi Gamayanti, M.Si, mengatakan, tidak semua orang yang melakukan tindakan bunuh diri memiliki ciri khusus. Untuk itu, masyarakat diharapkan peka dengan keadaan sekitar agar dapat melakukan pencegahan.

Lulusan Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada ini mengatakan sangat penting untuk mengamati sikap dan perilaku seseorang yang sedang mengalami depresi atau masalah kesehatan jiwa lainnya. Meski tidak memiliki tanda khusus, biasanya ada kata-kata atau pesan yang disampaikan secara tersirat.

"Bisa dari kata-katanya, pesan-pesannya, mungkin untuk sebagian orang bisa terlihat dari penampilan yang tidak bersemangat. Tapi tidak selaku seperti itu, tapi dari sikap dan perilaku, keluhan-keluhannya perlu kita perhatikan," ujar dr Gamayanti dalam diskusi virtual "Hari Pencegahan Bunuh Diri" pada Sabtu (11/9).

Menurut dr Gamayanti, saat seseorang menunjukkan sikap adanya keinginan untuk bunuh diri, maka harus direspons dengan serius. Sebab, bantuan dari orang terdekat dapat berguna untuk pencegahan.

"Ada tanda-tanda memang tapi tidak berarti orang itu pasti mau bunuh diri. Namun perlu bahkan harus direspon dengan serius, sekecil apapun tanda itu perlu dan harus direspon dengan serius," ujarnya.

Dr Gamayanti mengatakan, rata-rata orang yang melalukan bunuh diri selalu merasa kesepian, tidak berguna, lelah dengan kehidupan, putus asa, tidak ada yang dukung atau peduli, merasa dijauhi, dan tertekan. Oleh karenanya, seseorang yang mengalami gangguan psikologis butuh teman untuk diajak bicara, yang mau mendengarkan tanpa menghakimi dan menenangkan.

"Cara kita melakukan pencegahannya dengan mengajaknya berbicara, mendengarkan, ditenangkan dan pelan-pelan diajak untuk menguraikan masalahnya," ujar dr Gamayanti.

Dia menyebutkan, seseorang yang berisiko melakukan tindakan bunuh diri adalah individu yang mengalami masalah psikologis berat atau gangguan jiwa (depresi) karena ada predisposisi kerentanan, memiliki masalah hubungan awal yang tidak harmonis, mengalami kekerasan, perundungan, trauma atau diskriminasi, mengalami tekanan hidup berat, minim dukungan sosial, adanya anggota keluarga yang bunuh diri serta mudah mendapatkan alat bunuh diri.

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement