Ahad 12 Sep 2021 19:03 WIB

Ilmuwan Temukan Asteroid Mirip Tulang Mengitari Matahari

Asteroid Kleopatra berbentuk seperti tulang dan tampak mengitari matahari.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Dwi Murdaningsih
Asteroid Kleopatra yang berbentuk seperti tulang.
Foto: ESO
Asteroid Kleopatra yang berbentuk seperti tulang.

REPUBLIKA.CO.ID, KALIFORNIA -- Para astronom melihat asteroid berbentuk aneh yang mengorbit matahari di sabuk asteroid yang terletak di antara orbit Jupiter dan Mars. Asteroid aneh, bernama Kleopatra, baru-baru ini dicitrakan paling detail menggunakan  teleskop Very Large telescope (VLT) dari European Southern Observatory.

Jika asteroid dilihat dari sudut berbeda, memperlihatkan dua lobusnya yang dihubungkan oleh bagian tengah dengan bentuk keseluruhan seperti tulang.

Baca Juga

“Kleopatra benar-benar benda unik di Tata Surya kita,” kata penulis utama studi baru tentang asteroid, Franck Marchis, astronom di SETI Institute, dilansir dari Digital Trends, Ahad (12/9).

“Ilmu pengetahuan membuat banyak kemajuan berkat studi tentang benda asing yang aneh. Saya pikir Kleopatra salah satunya dan memahami sistem multi-asteroid yang kompleks ini dapat membantu kita mempelajari lebih lanjut tentang Tata Surya kita,” ujarnya lagi.

Untuk memahami bentuk Kleopatra, para peneliti menggunakan instrumen Spectro-Polarimetric High-contrast Exoplanet Research (SPHERE) pada VLT untuk menangkapnya dari sudut yang berbeda dan kemudian membuat model 3D dari bentuknya. Mereka memperhatikan, satu lobus agak lebih besar dari yang lain dan total panjangnya sekitar 170 mil.

Berita menarik lainnya tentang asteroid ini adalah memiliki dua bulan yang mengorbitnya. Orbit mereka kompleks karena bentuk asteroid yang aneh. Dengan model tersebut, para peneliti dapat menggunakan informasi ini untuk menghitung massa asteroid, yang ternyata jauh lebih kecil dari perkiraan sebelumnya.

Studi Kleopatra di masa depan akan menggunakan Extremely Large Telescope (ELT) untuk melihatnya lebih detail. Sistem optik adaptif teleskop baru ini akan menggunakan cermin yang cacat untuk mengurangi distorsi yang disebabkan oleh atmosfer, memungkinkannya melihat objek jauh seperti asteroid dalam fokus yang lebih tajam. Penelitian ini dipublikasikan di jurnal Astronomy & Astrophysics.

 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement