Ahad 12 Sep 2021 09:45 WIB

Peneliti: Varian Mu dan Lambda tak Bisa Lampaui Delta

Varian baru Covid-19, Mu dan Lambda, tak bisa kalahkan Delta sebagai strain dominan.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Nora Azizah
Varian baru Covid-19, Mu dan Lambda, tak bisa kalahkan Delta sebagai strain dominan.
Foto: Pixabay
Varian baru Covid-19, Mu dan Lambda, tak bisa kalahkan Delta sebagai strain dominan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah ahli virologi mengatakan, varian Mu dan Lambda dari virus corona tidak akan menggantikan varian delta. Mereka mengatakan, varian delta tetap mendominasi di antara varian lain yang menyebar di AS saat ini.

Menurut The Wall Street Journal yang dikutip oleh Deseret, Ahad (12/9), saat ini, varian delta mewakili sekitar 99 persen dari semua kasus COVID-19 di AS. Para ahli mengharapkan varian delta untuk terus mengungguli varian lambda dan mu, serta varian baru lainnya, menemukan orang yang rentan terhadap infeksi COVID-19.

Baca Juga

Seorang profesor di Departemen Kesehatan Internasional di Sekolah Kesehatan Masyarakat Johns Hopkins Bloomberg, Dr. Anna Durbin, mengatakan kepada Newsweek, varian lambda tidak akan memiliki peluang besar untuk melampaui varian delta.

“Lambda tidak akan mengalami masalah," kata Durbin.

 

Dia mengatakan, varian virus suka bersaing satu sama lain. Persaingan antarvarian itu akan menciptakan varian yang paling kuat bertahan.

“Kami tahu bahwa varian Lambda memiliki beberapa mutasi yang sama dengan varian Delta yang kami pikir (akan) memungkinkannya untuk lebih menular, tetapi sulit untuk mengungguli varian Delta,” kata Durbin.

Namun demikian, varian Mu maupun Lambda telah menimbulkan kekhawatiran di antara para ahli. Misalnya, satu penelitian, yang diterbitkan secara online melalui bioRxiv menemukan bahwa varian Lambda berpotensi menghindari vaksin.

"Lambda bisa menjadi ancaman potensial bagi masyarakat manusia," ujar Kei Sato, dari Universitas Tokyo.

Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, varian Mu memiliki mutasi yang akan membantunya menghindari vaksin COVID-19. WHO menambahkannya ke daftar varian "menarik" pada bulan Agustus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement