Sabtu 11 Sep 2021 14:04 WIB

Sinergi BMH-Zie Taste Gelar ATM Santri Ashabul Kahfi Bekasi

Jumlah santri penghafal Quran Ponpes Ashabul Kahfi 180 orang.

Laznas BMH menggelar rogram ATM (Ajak Traktir Makan) para santri di Pesantren Ashabul Kahfi, Tambun Utara, Bekasi, Jumat (10/9).
Foto: Dok BMH
Laznas BMH menggelar rogram ATM (Ajak Traktir Makan) para santri di Pesantren Ashabul Kahfi, Tambun Utara, Bekasi, Jumat (10/9).

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Senyum sumringah langsung memancar dari wajah para santri penghafal Quran di Pesantren Ashabul Kahfi, Tambun Utara, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Jumat   (10/9).

"Alhamdulillah pada  hari Jumat penuh berkah ini BMH bisa kembali melangsungkan program ATM (Ajak Traktir Makan) para santri yang kini tengah menuntut ilmu di Pesantren Ashabul Kahfi, Tambun Utara. Program ini merupakan sinergi BMH bersama dengan Zie Taste," terang implementator program, M Fajar dalam rilis yang diterima Republika.co.id.

Total santri di Pesantren Ashabul Kahfi ini sebanyak 180 orang . Mereka erdiri dari santri putra dan santri putri.

Acara makan bersama yang digelar usai shalat Jumat itu menjadikan suasana pesantren lebih semarak dibanding hari-hari biasa. Dan, hal ini tidak lain karena ada keberkahan yang dirasakan bersama para santri.

 

"Alhamdulillah, pada  hari penuh berkah BMH datang menyapa santri-santri kami dengan Ajak Traktir Makan, satu program yang membahagiakan seluruh santri karena bisa makan lezat dan bergizi secara bersama-sama. Semoga keberkahan bagi seluruh donatur BMH," terang Kepala Pesantren Ashabul Kahfi, Ustadz Suparman.

Pesantren Ashabul Kahfi termasuk pesantren rintisan terutama untuk yang putra. Hal itu  mengingat sekarang pesantren ini masih menjadikan kontrakan berupa rumah petak untuk asrama para santri.

"Mohon doa dari semua donatur dan kaum Muslimin, kini sudah ada tanah wakaf tidak jauh dari lokasi pesantren putri.  Inysya  Allah akan segera dibangun masjid.  Kita berharap pembangunan asrama, ruang kelas dapat juga segera kita lakukan agar para santri tidak lagi tinggal di asrama berupa kontrakan," tutur Ustadz Suparman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement