Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Sutanto

True Story: Catur Membawaku Terbang

Olahraga | Saturday, 11 Sep 2021, 03:08 WIB
Saat bertanding di Pornas PGRI tahun 2012 di Samarinda

Sejak umur lima tahun aku sudah gemar bermain catur, olahraga otak dengan 64 kotak hitam putih yang mengandung filosofi dan berbagai strategi. Aku bisa bermain catur karena ayah yang melatihku penuh kesabaran sejak kecil.

Selain berlatih bersama kakak, secara berkala ayah membawaku mengunjungi teman-temannya yang gemar catur. Dari situlah ayah memberiku kesempatan berlatih tanding dengan orang yang lebih dewasa sehingga membuatku memiliki rasa percaya diri.

Saat masuk Sekolah Dasar tahun 1975, kemampuanku bermain catur makin terasah dengan adanya Pekan Aneka Kegiatan dan Keterampilan Murid (PAKKM) yang dilaksanakan secara berjenjang mulai dari tingkat Kecamatan, Kabupaten, Provinsi dan Nasional. Selama lima tahun berturut-turut, mulai kelas 1 sampai kelas 5 aku selalu meraih juara dan mewakili Kabupaten Bantul bertanding di tingkat DIY.

Ada pengalaman yang tak dapat kulupakan waktu aku masih kelas 4 SD. Aku berlatih tanding dengan dokter yang melakukan praktik di dekat rumahku. Selama tiga kali bertanding aku hanya bisa menang sekali, dan sampai rumah aku menangis tersedu-sedu. Biasanya meski dengan lawan yang lebih dewasa jarang aku kalah, namun menghadapi dokter itu aku dikalahkannya.

Setelah dewasa baru kuketahui, dokter itu bukan pecatur biasa, tetapi sudah memiliki gelar Master Percasi dan sering bertanding di level nasional.

Saat aku kelas 6 catur sudah tidak dipertandingkan, sehingga aku tidak memiliki kesempatan membela Kabupaten Bantul lagi. Saat di SMP dan Sekolah Pendidikan Guru (SPG) aku vakum dari dunia catur, beralih menekuni osis, pramuka dan musik.

Setelah masuk kuliah di Program Studi Seni Musik IKIP Yogyakarta aku mulai menekuni catur lagi. Setiap tahunnya, di Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni (FPBS) secara rutin diadakan pertandingan olahraga antar jurusan, termasuk catur. Dan tim kami dari jurusan Seni Drama Tari dan musik (Sendratasik) selalu tampil menjadi juara.

Bersama teman-teman Tim DIY di Bangka 2019

Sampai lulus kuliah dan diterima sebagai guru di MTsN Pundong Bantul tahun 1994, aku tetap aktif menekuni catur. Aku terus menjaga permainanku agar tetap konsisten dengan banyak membaca buku-buku teori catur, bergabung di klub dan mengikuti berbagai turnamen tingkat kabupaten maupun provinsi.

Beberapa prestasi yang pernah kuraih diantaranya : Juara Catur HAB Depag Kabupaten Bantul dari 1996 s.d 2006, Juara I Catur Bantul Cup tahun 2000, Juara I Catur dalam rangka Dies Natalis UNY tahun 2003 se DIY-Jateng, Juara I Catur antar ASN dalam rangka HUT Korpri Tahun 2017 & 2018, Juara 1 Catur Antar Korpri se DIY tahun 2013 s.d 2018.

Dari hobi bermain Catur, telah membawaku terbang naik pesawat gratis saat menjadi Tim Catur DIY dalam rangka Porseni PGRI Tingkat Nasional di Samarinda Kalimantan Timur tahun 2012. Terus terang, inilah pengalaman pertamaku naik pesawat terbang.

Kesempatan itu datang melalui jalan tak terduga. Berawal dari status teman facebook yang mukim di Samarinda, menyampaikan kabar bahwa akan ada porseni guru dengan beberapa macam lomba termasuk catur. Aku segera mencari informasi melalui pengurus PGRI Bantul dan diminta menghubungi ketua PGRI DIY. Dari situlah aku mendapat jalan bisa berangkat mengikuti Porseni.

Pada tahun 2013 ada seleksi untuk memilih wakil DIY untuk mengikuti Pekan Olah Raga Nasional (Pornas) Korpri di Manado. Melalui seleksi yang diselenggarakan oleh Badan Pembina Olahraga (BPO) DIY, aku berhasil menjadi juara, dan bersama 5 teman lainnya berhak menjadi tim DIY maju ke tingkat nasional. Dalam pertandingan yang diselenggarakan 20 s.d 29 November 2013, dua kali berturut-turut tim DIY meraup kemenangan. Namun karena di babak ketiga salahsatu pemain harus menjalani opname, kekuatan tim menjadi berkurang. Akibatnya sampai babak terakhir tidak bisa masuk posisi tiga besar.

Untuk Pornas berikutnya, pemilihan tim tetap melalui prosedur seleksi yang ketat. Alhmdulillah aku tetap dapat masuk menjadi wakil DIY, baik Pornas Korpri 2017 yang dilaksanakan di Yogyakarta maupun Pornas Korpri 2019 yang diselenggarakan di Bangka Belitung.

Dari Catur, aku bisa terbang melihat indahnya panorama Indonesia tercinta.

Saat bertanding di Pornas Korpri 2019 Bangka

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image