Sabtu 11 Sep 2021 04:05 WIB

Wanita Tunisia di Garis Depan Hadapi Perubahan Iklim

Tunisia rentan terdampak perubahan iklim.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Agung Sasongko
Habib Bourguiba, kota Tunis, Tunisia tampak kosong saat pemberlakuan karantina wilayah untuk mencegah penyebaran Covid-19 pad 9 Mei 2021. Pemerintah menolak memberlakukan total lockdown karena faktor ekonomi. Kini, sistem kesehatannya ambruk oleh lonjakan kasus Covid-19.
Foto: EPA
Habib Bourguiba, kota Tunis, Tunisia tampak kosong saat pemberlakuan karantina wilayah untuk mencegah penyebaran Covid-19 pad 9 Mei 2021. Pemerintah menolak memberlakukan total lockdown karena faktor ekonomi. Kini, sistem kesehatannya ambruk oleh lonjakan kasus Covid-19.

IHRAM.CO.ID,  TUNIS -- Sekelompok perempuan telah memulai koperasi dan usaha kecil untuk melindungi lingkungan dan menciptakan mata pencaharian yang berkelanjutan. Mereka merespons situasi di Tunisia.

 

Baca Juga

Pada 2012, setahun setelah pemberontakan Tunisia, Hayet Taboui dan sekelompok wanita lain memutuskan untuk mendirikan asosiasi Sidi Bou Zitoun untuk melindungi pohon kuno Taman Nasional El Feija. Kegiatan ini juga dapat dilakukan sebagai bagian untuk mencari nafkah dari pariwisata berbasis alam.

"Kami melihat bahwa pohon-pohon berusia seribu tahun tidak dilindungi sebagaimana mestinya dan bahwa benih tradisional kami hilang. Kami berpikir bahwa dengan menjaga benih lokal, kami dapat menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat lokal," kata Hayet dilansir dari laman TRT World pada Jumat (10/9).

Dalam sembilan tahun terakhir, asosiasi yang dipimpin perempuan ini telah menata kembali cara-cara baru bertani yang berkontribusi pada pelestarian keanekaragaman hayati. Selain itu juga meningkatkan ketahanan terhadap perubahan iklim: agroekologi, kebun benih masyarakat, tanaman obat, dan pemulihan varietas lokal.

Seperti yang disoroti oleh laporan baru-baru ini oleh Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim, bahwa dampak krisis iklim, kekeringan, kebakaran hutan, banjir akan meningkat di seluruh dunia dalam beberapa dekade mendatang.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement