Jumat 10 Sep 2021 18:53 WIB

Pelindo 1 Dorong Penerapan NLE di Belawan dan Kuala Tanjung

NLE mampu menyediakan layanan logistik dari hulu ke hilir

Pelabuhan Kuala Tanjung - Terminal Multipurpose Kuala Tanjung.
Foto: Pelindo 1
Pelabuhan Kuala Tanjung - Terminal Multipurpose Kuala Tanjung.

REPUBLIKA.CO.ID, BELAWAN -- sebagai upaya memperkuat kelancaran logistik nasional, Pelindo 1 terus mendorong implementasi National Logistic Ecosystem (NLE) di pelabuhan-pelabuhan besar yang dikelolanya, khususnya yang berada di wilayah Medan dan sekitarnya. NLE menjadi logistic digital collaboration platform yang mampu menyediakan layanan logistik dari hulu ke hilir yang menjadi ekosistem logistik yang menyelaraskan arus lalu lintas barang dan dokumen baik internasional maupun domestik sejak kedatangan sarana pengangkut hingga barang tiba di gudang.

“Kami mendukung penuh inisiasi pemerintah dalam implementasi NLE sebagai upaya untuk melakukan simplifikasi proses bisnis layanan, kolaborasi sistem logistik, dan kemudahan transaksi pembayaran,” terang Direktur Transformasi dan Pengembangan Bisnis Pelindo 1, Joko Noerhudha.

Di wilayah Sumatra Utara, tiga pelabuhan Pelindo 1 sudah melakukan implementasi NLE yakni Terminal Peti Kemas (TPK) dan pelabuhan yang dikelola anak perusahaan Pelindo 1 TPK Belawan Fase 2 yang dioperasikan PT Prima Terminal Petikemas, serta Kuala Tanjung Multipurpose Terminal (KTMT) yang dioperasikan PT Prima Multi Terminal.

“Untuk mendukung implementasi NLE, di TPK Belawan dan TPK Belawan Fase 2 sudah mengintegrasikan layanan dengan Single Submission Quarantine Custom (SSm – QC), Surat Penyerahan Petikemas (SP2) online, Delivery Order (DO) online dan autogate. Sementara untuk Kuala Tanjung Multipurpose Terminal sudah diterapkan autogate dan sedang terus kami kembangkan untuk diintegrasikan dengan layanan lainnya sebagai upaya dukungan implementasi NLE di pelabuhan,” jelas Joko.

photo
Prima Terminal Petikemas. - (Pelindo 1)

Selain itu, Pelindo 1 tengah mengembangkan Port Operation Command Center (POCC) untuk memudahkan implementasi NLE di pelabuhan. POCC digunakan sebagai pusat kendali dan koordinasi pelayanan kapal dan terminal serta monitoring antrean kapal. POCC ini bertujuan untuk meningkatkan pelayanan dalam kegiatan kepelabuhanan demi kenyamanan pengguna jasa seiring semakin meningkatknya aktivitas kapal dan bongkar muat barang di sejumlah pelabuhan.

“Saat ini kami sedang mengembangkan POCC yang bermanfaat untuk memaksimalkan ketepatan perencanaan, meningkatkan kinerja operasional, kecepatan dalam koordinasi dan pengambilan keputusan, serta memastikan tercapainya one day billing,” terang Joko.

Joko menambahkan bahwa pada awal Oktober tahun ini pemerintah akan menggabungkan BUMN Pelabuhan, Pelindo 1, 2, 3, dan 4 akan berintegrasi menjadi satu Pelindo. Harapannya, dengan integrasi Pelindo ini akan mempercepat proses pengembangan POCC di pelabuhan yang berada di bagian barat Indonesia disebabkan transfer knowledge dari pelabuhan yang sudah berhasil membangun POCC menjadi semakin mudah dan cepat.

“NLE menjadi salah satu bentuk nyata pemerintah untuk mendorong kelancaran logistik nasional serta menekan biaya logistik.  Implementasi NLE ini diharapkan dapat menghadirkan layanan yang efisien, sederhana, dan terpadu yang tentunya akan mendukung kinerja layanan kepelabuhanan yang dikelola Pelindo 1,” tutup Joko.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement