Jumat 10 Sep 2021 14:29 WIB

Holding Pangan Masuki Tahap Merger Sejumlah BUMN

BUMN klaster pangan terus memperbaiki basic operation.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
Rania Beres Premium kemasan 5kg diperlihatkan Launching Rania Beres Premium di Gedung RNI, Jakarta, Kamis (19/8). Pembentukan holding BUMN pangan saat ini memasuki tahap penggabungan beberapa BUMN pangan.
Foto: Prayogi/Republika.
Rania Beres Premium kemasan 5kg diperlihatkan Launching Rania Beres Premium di Gedung RNI, Jakarta, Kamis (19/8). Pembentukan holding BUMN pangan saat ini memasuki tahap penggabungan beberapa BUMN pangan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembentukan holding BUMN pangan saat ini memasuki tahap penggabungan beberapa BUMN pangan. BUMN yang bergabung ialah PT Perikanan Indonesia (Perindo) dengan PT Perikanan Nusantara (Perinus), PT Sang Hyang Seri dengan PT Pertani, dan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) dengan PT BGR Logistics. 

Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau RNI Arief Prasetyo Adi mengatakan saat ini RNI selaku koordinator BUMN klaster pangan tengah melakukan persiapan penggabungan secara menyeluruh mulai dari aspek regulasi penggabungan, aspek SDM, dan organisasi dengan mensosialisasikan penggabungan kepada karyawan, aspek keuangan penggabungan perusahaan, aspek operasional dan pengembangan IT, hingga aspek aset korporasi. 

"Seperti pada aspek IT, saat ini kami sudah memulai mengintegrasikan IT dan supply chain, melalui basis teknologi internet of things (IoT) dengan interface yang sederhana supaya semua anggota holding BUMN bisa terkoneksi secara paralel sehingga kami memberikan solusi rantai pasok end to end untuk petani, peternak, atau nelayan sepanjang rantai nilai pangan," ujar Arief dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (10/9).

Arief mengatakan mekanisme dan otomasi untuk efisiensi pemrosesan on farm dan off farm juga tengah dipersiapkan. Selama persiapan penggabungan, lanjut Arief, RNI juga melakukan pengembangan hilirisasi produk petani, di antaranya merealisasikan program pengembangan produk baru beras premium, Rania, hasil kolaborasi RNI dengan PT Pertani.

"Dua minggu soft launching, pengembangan produk pangan retail beras Rania tercatat penjualan sampai 9 September 2021 tercatat sebanyak 48,1 ton beras Rania atau sebesar 561,8 juta," ungkap Arief.

Baca juga : Petugas Periksa STNK pada Check Point Ganjil-genap Puncak

Menurut Arief, hal ini membuktikan persiapan penggabungan menuju peng-holding-an BUMN pangan telah disiapkan dari berbagai aspek hulu ke hilir. Kata Arief, pengembangan produk retail ini merupakan langkah inovasi perbaikan ekosistem pangan seperri arahan Menteri BUMN Erick Thohir yang mendorong BUMN pangan menjadi lokomotif penyeimbang dalam meningkatkan ketahanan pangan nasional.

Direktur Komersial RNI Frans Marganda Tambunan mengatakan BUMN klaster pangan terus memperbaiki basic operation, mulai dari proses on farm yang berfokus pada peningkatan produktifitas dan kualitas bahan baku, dilanjutkan proses produksi yang efisien dan menghasilkan produk yang berkualitas dan sesuai dengan permintaan pasar sampai pada aspek pemasaran di hilir dalam mendukung program ketahanan pangan tersebut.

"Produk-produk dengan ukuran family pack seperti gula, beras, teh, ikan beku, daging beku, sosis, bakso garam, minyak goreng dan lainnya saat sudah mulai memasuki pasar retail modern dan e-commerce," kata Frans. 

Penetrasi pasar ini, lanjut Frans, selain untuk meningkatkan pendapatan korporasi, juga sebagai sarana untuk membantu pemerintah dalam stabilisasi harga dan pasokan barang pangan. Frans menyampaikan pemerintah menugaskan RNI untuk mendukung ketahanan pangan Indonesia melalui program pemenuhan ketersediaan pangan, peningkatan mutu, keterjangkauan harga dan keberlanjutan, sekaligus turut meningkatkan kesejahteraan petani, peternak, nelayan, serta kolaborasi untuk operasional excellence yang bertujuan untuk peningkatan ekspor.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement