Kamis 09 Sep 2021 17:48 WIB

Nilai LCS Indonesia dengan Negara Mitra Terus Naik

Via LCS, diharapkan pengusaha di Indonesia dan negara mitra lebih nyaman bertransaksi

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Fuji Pratiwi
Logo Bank Indonesia. BI terus mendorong aplikasi Local Currency Settlement.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Logo Bank Indonesia. BI terus mendorong aplikasi Local Currency Settlement.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyelesaian transaksi bilateral antarnegara dengan mata uang lokal atau Local Currency Settlement (LCS) terus mengalami peningkatan signifikan. Hingga saat ini, Bank Indonesia telah bermitra LCS dengan Malaysia, Thailand, Jepang, dan China.

Direktur Departemen Pengembangan Pasar Keuangan Rahmatullah Sjamsudin mengatakan, LCS dengan negara mitra telah mengalami perkembangan yang cukup menjanjikan. LCS pertama dimulai dari Malaysia dan Thailand pada 2018.

Baca Juga

Rata-rata per bulan terus naik. Seperti pada 2018 itu rata-rata per bulannya 31,7 juta equivalen dolar AS dan pada 2019 sekitar 63,3 juta equivalen dolar AS. "Pada 2020 72,2 juta equivalen dolar AS walau pandemi, dan 2021 baru tujuh bulan sudah 177 juta dolar AS," kata Rahmatullah dalam Taklimat Media BI, Rabu (8/9).

Sementara untuk total LCS pada 2018 sebesar 350 juta equivalen dolar AS, saat itu baru dengan Malaysia dan Thailand. Pada 2019, total LCS sebesar 767 juta dolar AS. Pada 2020 sudah bertambah dengan Jepang, total 800 juta dolar AS. Pada 2021, total hingga per Juni sebesar 1,2 miliar dolar AS.

Ia meyakini jumlah tersebut akan terus bertambah mengingat Jepang dan China merupakan mitra investasi dan dagang terbesar Indonesia. Untuk yen sendiri, LCS telah mencapai 190 juta dolar AS per Juli 2021.

Dengan adanya LCS, diharapkan pelaku usaha baik importir, eksportir, di Indonesia dan negara mitra bisa lebih nyaman bertransaksi. Mengingat sejumlah kewajiban pun harus dibayar menggunakan mata uang lokal, sehingga tidak perlu lebih banyak cross currency.

"Jadi nanti kita bayar transaksi dagang dengan Jepang dengan yen, Jepang berinvestasi di kita langsung dengan rupiah, tidak pakai dolar AS lagi," kata dia.

Sebagai gambaran, potensi LCS dari transaksi bilateral cukup tinggi dan diharap terus berkembang naik. Misal, transaksi perdagangan dengan China bisa mencapai 22,6 miliar dolar AS ekspor, dan 34,98 miliar dolar AS impor.

Potensi dari Jepang sebesar 18,07 miliar dolar AS ekspor, dan 15,4 miliar dolar AS impor. Malaysia 8,5 miliar dolar AS ekspor dan 9 miliar dolar AS impor. Dengan Thailand potensinya 5,8 miliar dolar AS ekspor dan 8,92 miliar dolar AS impor. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement