Kamis 09 Sep 2021 15:38 WIB

Kelinci Kebumen Didorong Masuk Pasar Ekspor

Hasil budi daya kelinci peternak Kebumen baru memiliki pangsa pasar di dalam negeri.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Yusuf Assidiq
Peternak mencampur jamu tradisional berupa larutan kencur, jahe, gula merah serta bawang putih pada air minum kelinci pedaging peliharaannya.
Foto: ANTARA/Ari Bowo Sucipto
Peternak mencampur jamu tradisional berupa larutan kencur, jahe, gula merah serta bawang putih pada air minum kelinci pedaging peliharaannya.

REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Kantor Karantina Pertanian Cilacap, Jawa Tengah, yang merupakan instansi vertikal dari Kementerian Pertanian, terus mendorong agar berbagai komoditi yang ada di wilayah operasinya bisa diekspor ke mancanegara.  Salah satu upaya yang dilakukan antara lain dengan intensif melakukan sosialisasi Gratieks (Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor Komoditas Pertanian) untuk memunculkan komoditas ekspor baru.

''Setelah melakukan sosialisasi di Kabupaten Banyumas, kini giliran Kabupaten Kebumen yang mendapatkan sosialisasi tentang prosedur karantina dalam memenuhi persyaratan pasar ekspor,'' jelas staf Kantor Karantina Pertanian Cilacap, Taufik Kurniawan, Kamis (9/9).

Ia menyebutkan, salah satu komoditas asal Kebumen yang bisa didorong untuk memasuki pasar ekspor adalah kelinci . ''Sejauh ini, sudah ada peternak kelinci di Indonesia yang mengekspor kelinci ke berbagai negara. Padahal, pasar kelinci di luar negeri masih terbuka lebar,'' ujarnya.

Berdasarkan data tiga tahun terakhir IQ Fast Barantan,  ada tiga negara yang rutin melakukan impor kelinci dari Indonesia. Ketiga negara tersebut terdiri dari  Filipina, Pakistan, dan Malaysia. ''Selain itu, ada sejumlah negara lain yang sedang menjajaki impor kelinci dari Indonesia,'' jelasnya.

 

Antara lain Belgia, Singapura, Korea Selatan, Jepang, Inggris, dan Singapura. ''Negara-negara tersebut sudah meminta sampel ekspor kelinci dari Indonesia,'' jelasnya.

Di Kabupaten Kebumen, kata Dwi, saat ini ada kurang lebih ada seratusan peternak kelinci skala mikro. Dari ratusan peternak tersebut,  33 peternak di antaranya telah bergabung sebagai anggota Asosiasi Peternak Kelinci Kebumen (APKK). ''Dengan jumlah peternak yang cukup banyak, saya optimistis peternak kelinci asal Kebumen bisa bersaing untuk memasuki pasar ekspor,'' kata dia.

Ketua Asosiasi Peternak Kelinci Kebumen, Riya Kurniawan, kelinci yang dibudidayakan para peternak  Kebumen merupakan jenis kelinci pedaging yang untuk konsumsi. Total populasi kelinci yang dibudi daya para peternak, mencapai sekitar 900-an ekor.

''Sejauh ini, hasil budi daya kelinci peternak Kebumen, baru memiliki pangsa pasar di dalam negeri. Beberapa daerah yang rutin mendapat pasokan kelinci asal Kebumen, antara lain Kota Solo, Bandung, dan Jakarta,'' jelasnya.

Namun pengiriman dilakukan bentuk filet dan karkas. Adapun volume pengiriman, rata-rata sebanyak 400 kg per bulan. Riya mengaku, dengan mengikuti kegiatan sosialisasi Gratieks, para peternak menjadi paham prosedur karantina untuk memenuhi persyaratan ekspor kelinci. ''Kami akan pelajari lagi potensi pasar ekspornya sehingga peternak tidak ragu untuk mengembangkan usaha peternakannya,'' katanya.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kebumen, Tri Haryono,  mengapresiasi upaya Kantor Karantina Pertanian Cilacap melakukan kegiatan sosialisasi Gratieks. ''Kami berharap, setelah kegiatan ini akan muncul eksportir-eksportir baru dari Kebumen,'' ujar dia.

Berdasarkan data di aplikasi iMace, Kabupaten Kebumen telah berhasil mengekspor beberapa komoditas pertanian ke berbagai negara. Antara lain,  ekspor biji jenitri, gula merah, dan  kayu albasia.

''Selain kelinci, komoditas pertanian unggulan asal Kebumen yang juga memiliki potensi  ekspor adalah jambu kristal, kelengkeng, dan beras. Semoga ke depan, komoditas ini juga bisa bersaing di pasar ekspor,'' katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement