Kamis 09 Sep 2021 14:21 WIB

Jepang akan Perpanjang Pembatasan Darurat Covid-19

Perpanjangan berlaku hingga akhir bulan ini untuk mengekang infeksi Covid-19

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Anak-anak muda berbaris untuk memasuki tempat vaksinasi COVID-19 di distrik Shibuya di Tokyo, Jepang, 29 Agustus 2021.
Foto: EPA-EFE/FRANCK ROBICHON
Anak-anak muda berbaris untuk memasuki tempat vaksinasi COVID-19 di distrik Shibuya di Tokyo, Jepang, 29 Agustus 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO - Pemerintah Jepang mengatakan pada Kamis (9/9) bahwa pihaknya akan memperpanjang pembatasan darurat Covid-19 di Tokyo dan wilayah lain. Perpanjangan berlaku hingga akhir bulan ini untuk mengekang infeksi dan mencegah rumah sakit kewalahan. Pemerintah mengatakan terlalu dini untuk melonggarkan kewaspadaan.

Jepang telah berjuang dengan gelombang kelima virus dan bulan lalu memperpanjang pembatasan jangka panjangnya hingga 12 September yang mencakup sekitar 80 persen populasinya. Namun, jumlah kasus yang parah dan tekanan pada sistem medis belum cukup mereda di Tokyo dan sekitarnya untuk memungkinkan pembatasan dicabut.

Baca Juga

Pemerintah akan memperpanjang tindakan tersebut hingga 30 September, termasuk untuk Osaka. Keterangan ini diungkapkan Menteri Ekonomi Yasutoshi Nishimura setelah bertemu dengan panel penasihat, yang meratifikasi rencana tersebut.

Pembatasan darurat Jepang berpusat pada meminta restoran tutup lebih awal dan menahan diri dari menyajikan alkohol. Beberapa tanda perbaikan di seluruh negeri berarti bahwa dua prefektur dari 21 akan beralih dari keadaan darurat ke pembatasan yang lebih khusus, sementara sejumlah prefektur lainnya akan menghapus semua pembatasan.

"Saya yakin kita mulai melihat hasilnya, tetapi masih terlalu dini untuk meredakan kewaspadaan kita," kata Menteri Kesehatan Norihisa Tamura pada pertemuan itu.

Rencana tersebut akan diresmikan pada pertemuan gugus tugas pemerintah pada Kamis dan diumumkan oleh Perdana Menteri Yoshihide Suga pada konferensi pers. Harian Nikkei melaporkan pemerintah sedang bergerak menuju pelonggaran pembatasan masuk internasional dengan mengurangi waktu karantina bagi orang-orang yang kembali dari luar negeri menjadi 10 hari dari 14 hari saat ini jika mereka memiliki vaksin yang disetujui oleh pemerintah Jepang.

Media lokal mengatakan langkah-langkah lain, seperti mengizinkan restoran untuk memperpanjang jam buka mereka dan mengurangi pembatasan penjualan alkohol, dapat diperkenalkan karena jumlah vaksinasi di negara itu meningkat. Peluncuran vaksin Jepang terjadi lebih lambat dibandingkan dengan banyak negara lain, tetapi kira-kira setengah dari populasi sekarang telah divaksin sepenuhnya.

Infeksi virus corona harian baru di Tokyo berjumlah 1.834 pada Rabu. Negara ini telah melaporkan sekitar 1,6 juta kasus secara total dan 16.436 kematian dan tingkat kematian telah menurun dalam wabah terbaru.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement