Kamis 09 Sep 2021 08:34 WIB

Astronom Deteksi Fenomena Bintang 'Makan' Bintang

Kanibalisme bintang ini menghasilkan emisi dengan energi 10 triliun kali matahari.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Dwi Murdaningsih
Supernova (ilustrasi).
Foto: Science Alert
Supernova (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, CALIFORNIA -- Sebuah tim astronom internasional menemukan apa yang terjadi ketika sebuah bintang besar secara tidak sengaja memakan lubang hitam atau bintang neutron. Fenomena ini memancarkan 'sendawa' skala galaksi yang sangat dahsyat yang dapat dideteksi dari jarak lebih dari 450 juta tahun cahaya.

Ilmuwan sebelumnya telah berteori tentang apa yang akan terjadi dalam situasi ini. Tetapi sekarang sebuah kelompok yang berbasis di AS, Israel, Kanada, dan Jepang telah menerbitkan sebuah makalah di jurnal Science dan di Arxiv.  

 

Dilansir di The Register, Rabu (8/9), mereka menjelaskan bagaimana mereka berhasil mengamati fenomena menggunakan informasi dari sejumlah instrumen dan array yang berbeda.

 

Kisahnya dimulai di galaksi kecil yang membentuk bintang, jauh sekali yakni sekitar 480 juta tahun cahaya. Dalam hal ini, menampilkan objek dengan nama menarik VT 1210+4956 di pinggiran galaksi. 

 

Para ilmuwan belajar dari data dari sebuah penelitian yang disebut Very Large Array Star Survey (VLASS) bahwa mereka menemukan sejumlah besar gelombang radio, tetapi belum pernah dalam survei lain sebelumnya menggunakan susunan teleskop yang sama.

 

Penyelidikan lebih lanjut mengungkapkan bahwa instrumen yang disebut MAXI (Monitor of All-sky X-ray Image) di Stasiun Luar Angkasa Internasional telah mendeteksi ledakan besar sinar-X yang datang dari objek yang sama pada tahun 2014. 

 

Ledakan ini hanya berlangsung selama 15 detik. Namun, selama waktu itu emisi energinya 10 triliun kali lebih besar daripada Matahari.

 

Para ilmuwan yang tercengang menemukan bahwa satu-satunya proses yang dapat menciptakan urutan ini adalah supernova keruntuhan inti yang dipicu penggabungan, alias insiden kanibalisme bintang.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement