Kamis 09 Sep 2021 03:47 WIB

Sandiaga Ajak Startup Belajar dari Pengalamannya di PHK

Sandiaga mengatakan pandemi menjadi momentum mempercepat proses digitalisasi.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Bayu Hermawan
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahudin Uno
Foto: ANTARA FOTO/Galih Pradipta
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahudin Uno

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno merupakan seorang pengusaha pernah menjadi korban PHK. Di saat terpuruk itu, dia berhasil bangkit. Ia pun mengajak startup untuk belajar dari pengalamannya.

Hal itu disampaikan Sandiaga dalam acara 'Mengoptimalkan Kontribusi Startup Sebagai Enabler Digitalisasi UMKM/Bisnis Rumahan Melalui Pendayagunaan Cloud' dari Amazon Web Service.

Baca Juga

Sandiaga mengenang, pada 1997 di mana kondisi Indonesia sendiri sedang dilanda krisis. Ia menjadi korban karena harus di-PHK. Mau tidak mau ia harus mengembangkan bisnisnya.

"Saya pernah di-PHK tahun 1997, di perusahaan sebelumnya. Krisis besar, saya terpaksa launching dan ini biasanya disebut sebagai entrepreneur by accident. Saya memilih mulai usaha karena saya coba berjibaku untuk apply perusahaan dan saya ditolak karena krisis," kata Sandiaga dalam keterangan, Rabu (8/9)

Di saat tersebut, Sandiaga melihat ada celah yaitu solusi keuangan dibutuhkan klien yang menjadi cikal bakal usaha miliknya. Saat itu, Sandiaga hanya bertiga untuk menjalankan bisnisnya. Jatuh bangun 20 tahun lebih, usahanya kini berhasil jadi perusahaan investasi yang aktif dan memiliki lebih dari 30 ribu karyawan di seluruh Indonesia.

"Momentum ini, pandemi, mempercepat proses digitalisasi yang mana ada positif dan negatif. Pemerintah harus hadir dan bisa memilah. Kita berpihak khususnya pembangunan serta berprinsip no one left behind, jangan ada yang ketinggalan," kata Sandiaga.

"Indonesia ekosistem startup-nya kita top ke-2, menurut Global Startup 2020. We're right there, kita sudah di atas banget. Saya harap startup belajar dari kesulitan yang saya hadapi," sambungnya.

Menurutnya, meskipun ada data yang mengatakan baru 19 persen SDM yang berkecakapan digital dengan baik, masih ada cara yang bisa dilakukan yakni dengan membangun hubungan dengan para calon penerus seperti mahasiswa, pemilik usaha, dan calon pengusaha.

"Pemerintah pun terus berupaya untuk melakukan perbaikan dan peningkatan dengan menyusun program yang tepat sasaran juga efektif," kata Sandiaga.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement