Kamis 09 Sep 2021 00:21 WIB

Satpam RSUD Abdul Moeloek Pukul Nenek Penjual Air Panas

Satpam ini mengatai nenek Lasmi binatang dan menonjok bibirnya hingga bengkak.

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Agus Yulianto
RSUD Abdul Moeloek Lampung.
Foto: Republika/Mursalin Yasland
RSUD Abdul Moeloek Lampung.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Kasus kekerasan verbal dan fisik yang dilakukan Idham, oknum Satpam RSUD Abdul Moeloek Lampung kepada Lasmi--seorang nenek penjual air panas--masih ditangani polisi. Namun, Direktur RSUD Lukman Pura telah meminta maaf dan memproses pelaku sesuai dengan ketentuan.

Meski sudah meminta maaf, Lukman Pura menyatakan, lokasi tempat seorang ibu Lasmi berjualan ada di areal terlarang. Hal tersebut yang memicu reflek seorang satpam rumah sakit bertindak. “Kami minta maaf, satpam sudah minta maaf kepada keluarganya,” kata Lukman Pura kepada wartawan, Rabu (8/9).

Dia mengatakan, tindakan satpam yang melarang orang berjualan sudah sejak lama diterapkan terlebih pada saat pandemi Covid-19. "Jangankan orang berdagang, pengunjung saja dibatasi masuk di rumah sakit,” katanya.

Lukman menyatakan, bukan tidak sayang kepada Lasmi penjual air panas tersebut, tetapi tindakan tersebut justru sayang kepada Lasmi, agar tidak terinfkesi atau membawa infeksi di rumah sakit.

Lasmi, seorang ibu yang telah lama berjualan di RSUD Abdul Moeloek Lampung mendapat perlakuan dan tindakan yang tidak manusiawi oleh seorang satpam rumah sakit pemerintah tersebut. Menurut Lasmi seusai melaporkan kasusnya ke polisi, ia mendapat pesanan air panas dua termos untuk diantarkan ke lantai atas.

“Saya diusir dalam rumah sakit Abdul Moeloek. Tidak boleh dagang. Saya dapat termos dari lantai tiga dan empat itu dua biji. Saya anterin, saya isi, terus (kata satpam) tidak boleh, disuruh pulang. Ini punya orang saya harus antarin. Kemudian saya pulang, dasar lo binatang, binatang. Bukan manusia, iblis. Saya dibilang bintang tidak apa-apa,” tutur Lasmi.

Ibu Lasmi tak hanya mendapatkan kekerasan verbal saat berdagang di rumah sakit, dengan alasan penertiban. Tapi, oknum seorang satpam tersebut juga melepaskan tonjokan kepada ibu tersebut yang mengenai bibirnya, luka dan bengkak. Tak puas dengan kejadian tersebut, Lasmi melaporkan kasus tersebut ke polisi.

Video permintaan maaf Direktur RSUD Abdul Moeloek Lampung Lukman Pura justru mendapat kecaman dari netizen. Pasalnya, pernyataan Lukman Pura dalam video tindakan pegawainnya satpam tersebut telah menjalankan tugasnya terlebih pada masa pandemi Covid-19. Selain itu, menilai kasus tersebut bukan hal yang fatal.

“Yang bersangkutan tenaga kita dan menjalankan tugas. Yang bengkok kita luruskan, yang salah dimaafkan. Ini tidak fatal, karena soal manner. Tapi, kita duduk-duduk bersama. Satpam saya sudah melakukan tugas secara benar. Secara prinsip soal kesehatan rumah sakit, saya lebih mahir dari pada nenek Lasmi,” kata Lukman Pura dalam video yang beredar di medsos tersebut.

Ucapan Direktur RSUD Abdul Moeloek tersebut dikecam netizen, lantaran masalah yang dihadapi nenek Lasmi tersebut berbeda dengan ucapan direktur tersebut. “Bukan hal fatal? Mukul seorang perempuan ibu2 mikir lah itu satpam punya ibu kan, kok tega gitu lo mukul sampe kaya gitu, otaknya dimana gak punya perasaan tah harus di bina itu satpam,” kata akun @saputra_leoo07.

“Dia ini Direktur Rumah Sakit kan? Masak pemukulan gini di bilang bukan hal yang fatal,” kata @rezkqitryarisman. 

“Apapun alasannya, tapi gak harus pecahin bibir juga donk. Ya Allah,” tulis @ttina6870. 

“Kalau soal manner, ya gak dipukul juga pak!” kata @kakgilang. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement