Kamis 09 Sep 2021 00:19 WIB

Investasi dan Ekspor Harus Naik Jika Mau Ekonomi Tumbuh

Stagnasi pertumbuhan ekonomi harus didobrak sehingga bisa mencapai 6 persen.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolandha
Pekerja menyelesaikan pembangunan Pasar Senen Jaya di Jakarta, Senin (16/8). Ekonom Senior dari Institute for Development of Economic and Finance (Indef), Didik J Rachbini, mengatakan, pemerintah harus membuat terobosan agar bisa secara konkret menaikkan level pertumbuhan ekonomi ke angka 6 persen.
Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Pekerja menyelesaikan pembangunan Pasar Senen Jaya di Jakarta, Senin (16/8). Ekonom Senior dari Institute for Development of Economic and Finance (Indef), Didik J Rachbini, mengatakan, pemerintah harus membuat terobosan agar bisa secara konkret menaikkan level pertumbuhan ekonomi ke angka 6 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekonom Senior dari Institute for Development of Economic and Finance (Indef), Didik J Rachbini, mengatakan, pemerintah harus membuat terobosan agar bisa secara konkret menaikkan level pertumbuhan ekonomi ke angka 6 persen. Investasi dan ekspor dianggap menjadi kunci utama untuk meraih peningkatan perekonomian.

"Stagnasi pertumbuhan harus didobrak sehingga bisa mencapai 6 persen. Kementerian Investasi adalah tempat awal untuk pemerintah meningkatkan investasi," kata Didik dalam webinar, Rabu (8/9).

Seperti diketahui, pertumbuhan ekonomi Indonesia stabil di level 5 persen sebelum pandemi Covid-19 melanda dunia. Ekonomi kemudian mengalami kontraksi pada tahun 2020 lalu dan mulai menuju tren perbaikan pada semester pertama tahun ini.

Didik mengatakan, investasi yang diperlukan adalah investasi yang berkualitas yang secara langsung meningkatkan daya saing industri nasional. Lebih jauh, investasi riil yang masuk semestinya bisa menghasilkan industri yang berorientasi ekspor sehingga mampu meningkatkan nilai perdagangan Indonesia.

Sementara itu, Guru Besar Ilmu Ekonomi Kelembagaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya, menambahkan, saat ini terdapat dua kerangka dasar bagi negara industri baru untuk bisa meningkatkan perekonomiannya. Ia mengatakan, untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi tidak hanya bisa berbasis pada komoditas primer atau mentah. Selain itu, sebagai negara industri harus mampu mengelola pasar hingga rantai pasok global.

Saat ini, ia menilai, Indonesia pun mulai mengarah sebagai salah satu negara yang mulai mampu meningkatkan perekonomian lewat hilirisasi komoditas. Hal itu salah satunya ditandai dengan status Indonesia sebagai negara berpendapatan menengah atas pada 2020 lalu, meskipun kini tengah turun akibat pandemi.

Adapun, ia memproyeksikan, posisi tawar Indonesia pada 2030 mendatang akan semakin kuat. "Sebab, PDB nasional Indonesia diperkirakan akan menempati peringkat keempat hingga ketujuh dunia," ujarnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement