Rabu 08 Sep 2021 13:42 WIB

Terima PMN Tahap I, Ini Rencana Hutama Karya

PMN yang telah diterima perusahaan akan digunakan untuk tiga ruas Tol Trans Sumatra.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Friska Yolandha
Foto aerial pembangunan kawasan jalan tol seksi 1 Tanjung Mulia-Helvetia yang masih dalam proses pembebasan lahan, Medan, Sumatra Utara, Kamis (9/11). PT Hutama Karya (Persero) pada Senin (30/8) menerima penyertaan modal negara (PMN) tahap I Tahun Anggaran 2021 senilai Rp 6,2 triliun.
Foto: Septianda Perdana/Antara
Foto aerial pembangunan kawasan jalan tol seksi 1 Tanjung Mulia-Helvetia yang masih dalam proses pembebasan lahan, Medan, Sumatra Utara, Kamis (9/11). PT Hutama Karya (Persero) pada Senin (30/8) menerima penyertaan modal negara (PMN) tahap I Tahun Anggaran 2021 senilai Rp 6,2 triliun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Hutama Karya (Persero) pada Senin (30/8) menerima penyertaan modal negara (PMN) tahap I Tahun Anggaran 2021 senilai Rp 6,2 triliun. Executive Vice President Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Tjahjo Purnomo mengatakan, PMN tersebut akan digunakan untuk memenuhi porsi ekuitas dalam mempercepat penugasan pembangunan Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS).

"PMN yang telah diterima perusahaan akan digunakan untuk tiga ruas JTTS," kata Tjahjo dalam pernyataan tertulisnya, Rabu (8/9).

Baca Juga

Tjahjo menjelaskan, hal tersebut juga sesuai dalam APBN 2021. PMN sebesar Rp 6,2 triliun akan dialokasikan untuk percepatan pembangunan tol ruas Sigli-Banda Aceh sebesar Rp 3,092 triliun, ruas Lubuk Linggau-Curup-Bengkulu sebesar Rp 2,702 triliun, dan ruas Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat sebesar Rp 414 miliar.

Selain menerima PMN tahap 1, Tjahjo mengatakan Hutama Karya juga tengah mengusulkan penambahan PMN 2021 Tahap II dan III sebesar Rp 19 triliun. PMN tahap kedua akan digunakan untuk mengoptimalkan pembangunan di delapan ruas JTTS.

Delapan ruas tol tersebut yakni Medan-Binjai, ruas Pekanbaru-Dumai, ruas Binjai-Langsa seksi Binjai-Pangkalan Brandan, ruas Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat, ruas Simpang Indralaya-Muara Enim, ruas Kisaran-Indrapura, ruas Sigli-Banda Aceh, dan ruas Pekanbaru-Pangkalan.

Tjahjo mengatakan, dalam menyelesaikan pembangunan JTTS, Hutama Karya membutuhkan dukungan pendanaan dari pemerintah melalui PMN. Dia menuturkan, untuk menyelesaikan target pembangunan khususnya di tahap I yang terdiri dari delapan ruas jalan tol, perusahaan telah melakukan berbagai alternatif pendanaan melalui creative financing mulai dari pendanaan perbankan nasional hingga penerbitan obligasi.

"Namun di luar itu, Perusahaan juga membutuhkan financing support melalui PMN berkelanjutan ini untuk menjaga arus kas perusahaan tetap sehat," jelas Tjahjo.

Tak hanya sekadar menerima dukungan pemerintah, Tjahjo mengatakan PMN yang direalisasikan melalui Hutama Karya untuk pembangunan JTTS dinilai mampu memberikan manfaat. Selain itu juga berdampak positif bagi pemerintah, perusahaan, dan masyarakat.

Pulau Sumatra menjadi sentra produksi dari pengolahan hasil bumi dan juga lumbung energi nasional. Kegiatan perekonomian utama Sumatra saat ini berfokus pada kelapa sawit, karet, batu bara, perkapalan, dan besi baja.

"Hadirnya Jalan Tol Trans Sumatera diharapkan dapat memfasilitasi pengolahan potensi sumber daya, sehingga Sumatra dapat menjadi mesin pertumbuhan ekonomi Indonesia, karena pengembangan kegiatan ekonomi utama juga memerlukan konektivitas," ungkap Tjahjo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement