Rabu 08 Sep 2021 08:10 WIB

Jelang Pemilu, Merkel Layangkan Kritik ke Kandidat Unggulan

Merkel memperingatkan Jerman dapat dikuasai ekstrem kiri

Rep: Lintar Satria / Red: Nur Aini
Kanselir Jerman Angela Merkel
Foto: AP/Markus Schreiber/Pool AP
Kanselir Jerman Angela Merkel

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Kanselir Jerman Angela Merkel menyerang kandidat unggulan pemilihan kepala pemerintahan pada 26 September mendatang. Ia mengkritik kandidat dari Social Democratic Party (SPD) Olaf Scholz yang unggul di jajak pendapat.

Sebagai bentuk dukungan pada partainya Christian Democratic Union (CDU), Merkel menyerang Scholz di pidato terakhir di parlemen Jerman, Bundestag. Kanselir yang sudah berkuasa selama 16 tahun itu memperingatkan Jerman dapat dikuasai ekstrem kiri.

Baca Juga

"Jerman menghadapi pilihan arah," kata Merkel seperti dikutip BBC, Selasa (7/9).

Ia mengatakan pemilih memiliki dua pilihan, pilihan pertama pemerintah yang dikuasai moderat kiri dan Hijau yang menerima dukungan dari partai ekstrem kiri atau tidak mengabaikannya. Pilihan kedua pemerintahan kandidat CDU Armin Laschet.

"Itu yang sesungguhnya dibutuhkan Jerman," kata Merkel.

Pada jajak pendapat terakhir Scholz unggul enam poin dari Laschet yang diusung CDU dan partai sayapnya CSU. Kampanye CDU banyak dikritik karena tidak bersemangat dan banyak kesalahan.

Merkel juga mengkritik pernyataan Scholz mengenai virus corona yang saat ini menjabat sebagai wakil kanselir. Pasalnya, SPD mitra koalisi pemerintah Merkel saat ini. Dalam wawancara radio pekan lalu ia meminta warga Jerman yang belum divaksin bergabung dengan 50 warga yang sudah menerima dua dosis vaksin.

"Kami kelinci percobaan bagi mereka hanya sampai saat ini belum divaksin," katanya.

Di Bundestag, Merkel menyerang pernyataan tersebut. "Tidak ada yang menjadi kelinci percobaan vaksin, saya bukan kelinci percobaan begitu pula Olaf Scholz," katanya.

Kritik Merkel di hadapan anggota parlemen tidak biasa karena sebelumnya ia selalu menghindari kritikan terhadap mitra koalisinya. Scholz membela pilihan katanya.

Ia mengatakan pernyataan tersebut hanya lelucon kampanye santai. Ia mengatakan orang-orang gagal melihat sisi humor dari pernyataan tersebut karena posisi mereka yang goyah di jajak pendapat. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement