Selasa 07 Sep 2021 20:11 WIB

Satgas Soroti Kenaikan Kasus Covid-19 Papua dan Papua Barat

Penurunan kasus positif dan aktif terjadi dalam tujuh pekan berturut-turut.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Agus raharjo
Petugas Satgas COVID-19 mengikuti tes usap antigen COVID-19 di Pelabuhan Kota Sorong, Papua Barat, Selasa (24/8/2021). Dinas Kesehatan Kota Sorong memberlakukan tes usap antigen massal bagi petugas dan pengunjung yang akan beraktivitas di Pelabuhan Sorong demi memutus mata rantai penularan COVID-19.
Foto: ANTARA/Olha Mulalinda/wsj.
Petugas Satgas COVID-19 mengikuti tes usap antigen COVID-19 di Pelabuhan Kota Sorong, Papua Barat, Selasa (24/8/2021). Dinas Kesehatan Kota Sorong memberlakukan tes usap antigen massal bagi petugas dan pengunjung yang akan beraktivitas di Pelabuhan Sorong demi memutus mata rantai penularan COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Satuan Tugas Penanganan Covid-19 menyoroti Provinsi Papua Barat yang mengalami kenaikan kasus pada pekan ini. Menurut Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito, Provinsi Papua Barat menjadi satu-satunya provinsi yang mengalami peningkatan kasus yakni dari 319 kasus pada pekan sebelumnya menjadi 398 kasus pada pekan ini.

“Di tingkat provinsi, jika pada pekan lalu seluruh provinsi menunjukan penurunan kasus positif pekanan, sayangnya pada pekan ini terdapat satu provinsi yang kembali meningkat yaitu Papua Barat,” ujar Wiku saat konferensi pers, Selasa (7/9).

Sedangkan pada kasus aktifnya, Papua menjadi satu-satunya provinsi yang mengalami kenaikan persentase kasus aktif yakni naik 0,32 persen. Menurut Wiku, persentase kasus aktif di Papua selama dua pekan terakhir juga merupakan yang paling tinggi se-Indonesia. Yaitu sebesar 37,87 persen pada pekan sebelumnya dan sebesar 38,19 persen pada pekan terakhir.

“Jika dilihat pada kasus aktif, maka hanya terdapat satu provinsi yang mengalami kenaikan persentase kasus aktif yaitu Papua naik 0,32 persen,” ujar dia.

Kendati demikian, Satgas menyebut sejumlah daerah, termasuk Papua dan Papua Barat, saat ini tengah mengupayakan sinkronisasi data dengan pemerintah pusat. Sehingga bisa terjadi perubahan data dalam beberapa waktu ke depan.

Lebih lanjut, Wiku menyampaikan, penurunan kasus positif dan kasus aktif di Indonesia pada pekan ini telah terjadi selama tujuh pekan berturut-turut. Namun, ia menegaskan jumlah kasus saat ini masih dua kali lipat dari kasus pada pertengahan Mei lalu.

“Perlu dijadikan catatan bahwa tujuan kita adalah untuk menurunkan kasus hingga seperti sebelum lonjakan kasus, mengingat kasus saat ini meskipun sudah turun namun masih dua kali lipat dari kasus pada pertengahan bulan Mei lalu,” tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement