Selasa 07 Sep 2021 19:19 WIB

Wiku: Peralihan Pandemi ke Endemi Butuh Waktu tak Sedikit

Total kasus Covid-19 di Indonesia berkontribusi 1,86 persen dari total kasus dunia.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Agus raharjo
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito menyatakan bahwa Satgas Pengamanan Covid-19 telah turut menyempurnakan regulasi pelaku perjalanan dengan melakukan adendum Surat Edaran No. 3 Tahun 2020 tentang Protokol Kesehatan Perjalanan Orang Selama Libur Hari Raya Natal dan Tahun Baru Dalam Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).
Foto: Satgas Covid-19
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito menyatakan bahwa Satgas Pengamanan Covid-19 telah turut menyempurnakan regulasi pelaku perjalanan dengan melakukan adendum Surat Edaran No. 3 Tahun 2020 tentang Protokol Kesehatan Perjalanan Orang Selama Libur Hari Raya Natal dan Tahun Baru Dalam Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan proses mengubah pandemi Covid-19 menjadi endemi membutuhkan waktu yang tidak sedikit. Namun demikian, Wiku optimistis Indonesia mampu menuju era tersebut.

"Ingat untuk mengubah kondisi pandemi menjadi endemi membutuhkan waktu yang tidak sedikit. Namun bukan tidak mungkin jika Indonesia sebagai bangsa besar mampu mempertahankan kondisi yang cukup terkendali," ujar Wiku dalam konferensi pers secara virtual, Selasa (7/9).

Wiku mengatakan, dengan modal perkembangan kasus Covid-19 di Tanah Air yang semakin hari semakin baik. Saat ini, Indonesia bertekad untuk mempertahankan kondisi kasus Covid-19 yang cukup terkendali tersebut.

Karena itu, Wiku mengungkap beberapa langkah dilakukan yaitu peningkatan kapasitas publik jangka panjang. Termasuk pemberdayaan pemerintah daerah untuk mampu mengidentifikasi secara mandiri respons sesuai kondisi terkini di wilayahnya masing-masing.

Kedua, lanjut Wiku dengan peningkatan ketahanan kesehatan masyarakat. "Ketiga melakukan evaluasi kebijakan nasional dan sistem pengendalian yang lebih efisien secara berkala, misalnya pembaruan poin pengetat longgaran dan digitalisasi skrining kesehatan," ujar Wiku.

Kemudian, keempat terus melanjutkan perluasan vaksinasi Covid-19 dan kelima investasi jangka panjang berupa upaya mengubah perilaku masyarakat menjadi lebih sehat secara berkelanjutan, serta terakhir pelaksanaan kegiatan ekonomi yang produktif, namun tetap terkendali.

Ia pun optimistis Indonesia mampu memaksimalkan upaya tersebut yang juga akan memberi dampak global. "Sampai saat ini saja total kasus Indonesia berkontribusi sebesar 1,86 persen dari total kasus dunia, sehingga jika mengalami penurunan maka dampaknya juga cukup akan berdampak," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement