Selasa 07 Sep 2021 15:48 WIB

DIY Mungkinkan Uji Coba Pembukaan Destinasi Wisata

Per 7 September, seluruh destinasi wisata di DIY masih dalam status belum beroperasi.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Fernan Rahadi
Wisatawan memadati kawasan Malioboro, Yogyakarta, Ahad (5/9/2021). Saat akhir pekan, kawasan Malioboro ramai dikunjungi wisatawan meskipun saat ini Yogyakarta masih menjalankan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4.
Foto: ANTARA/Andreas Fitri Atmoko/rwa.
Wisatawan memadati kawasan Malioboro, Yogyakarta, Ahad (5/9/2021). Saat akhir pekan, kawasan Malioboro ramai dikunjungi wisatawan meskipun saat ini Yogyakarta masih menjalankan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Daerah (Pemda) DIY mempertimbangkan untuk melakukan uji coba pembukaan destinasi wisata. Hal ini menyusul turunnya level PPKM dari level 4 menjadi level 3 mulai Selasa (7/9) ini.

Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) DIY, Singgih Raharjo mengatakan, pihaknya masih menunggu ketentuan terkait destinasi seperti apa yang dapat diujicobakan. Per 7 September ini, seluruh destinasi wisata di DIY masih dalam status belum beroperasi.

Walaupun begitu, belum seluruh destinasi yang akan diujicobakan. Pihaknya masih akan membahas terkait opsi untuk melakukan uji coba pembukaan destinasi wisata di DIY.

"Kita masih menunggu (terkait aturan) dan nanti sore ada pertemuan membahas hal tersebut. Nanti sore kita akan mendengarkan aturan bagaimana melakukan uji coba di tempat wisata, kemarin kita membahasnya uji coba di mal dan resto, sekarang tempat wisata minggu ini," kata Singgih kepada Republika melalui sambungan telepon, Selasa (7/9).

Seperti diketahui, wisatawan sudah mulai menyerbu DIY. Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Kadarmanta Baskara Aji mengatakan, jika PPKM turun ke level 3, destinasi wisata belum akan dibuka.

"Menurut pengalaman kemarin kan tempat wisata belum buka (walaupun level 3), tidak mungkin (DIY turun) dari level 4 ke 2. Mudah-mudahan (DIY turun level), tapi kan penilaiannya di Kemenkes, destinasi wisata dan tempat umum masih kita tutup," kata Aji, Senin (6/9).

Ia pun meminta agar akses ke destinasi wisata diperketat. Pasalnya, wisatawan sudah berdatangan ke DIY seperti di Malioboro, khususnya wisatawan dari luar daerah.

"Kita mohon teman-teman Satpol PP di kabupaten/kota dan provinsi bisa mengatur itu (pengetatan akses) supaya tidak ada kerumunan," ujarnya.

Aji menyebut, kasus harian Covid-19 di DIY memang sudah menunjukkan penurunan bahkan di bawah 300 kasus per hari. Namun, dengan dibukanya destinasi yang berpotensi adanya kerumunan dapat mengakibatkan munculnya klaster baru penularan Covid-19.

"Kita sudah di angka 300 ke bawah, tapi kalau lihat kemarin (saat destinasi dibuka dan ada kerumunan) naik lagi (kasus positif Covid-19)," jelas Aji.

Terkait dengan Malioboro, disebutkan bahwa tidak dibuka sebagai destinasi wisata. Namun, Malioboro hanya dibuka sebagai pusat kegiatan ekonomi.

Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi menyebut, aktivitas di kawasan Malioboro memang sudah mulai meningkat. Walaupun begitu, peningkatannya belum kembali normal seperti masa sebelum PPKM darurat dan PPKM level 4.

Walaupun begitu, katanya, pengunjung di Malioboro masih didominasi oleh warga Kota Yogyakarta. Heroe menuturkan, untuk aktivitas pedagang di Malioboro saat ini juga masih belum meningkat.

Dalam rangka mengantisipasi peningkatan pengunjung, terutama saat akhir pekan, pihaknya melakukan sweeping acak. Sweeping acak dilakukan di sejumlah tempat, tidak hanya di kawasan Malioboro.

Sweeping ini dilakukan dengan pemeriksaan terhadap kendaraan yang masuk ke Kota Yogyakarta. Mulai dari pemeriksaan kelengkapan kartu vaksin hingga kelengkapan surat bebas Covid-19, khususnya bagi warga yang berasal dari luar Kota Yogyakarta. "Kalau domisili di Yogya, menunjukkan kartu pegawai dan kartu mahasiswa di wilayah Yogyakarta," kata Heroe. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement