REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Allah SWT memerintahkan agar orang yang beriman taat kepada-Nya, Rasul-Nya dan pemimpin di antara kalian (Ulil Amri). Perintah ini ada dalam surah an-Nisa ayat 59.
"Ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya tidak bisa ajarkan dengan ulil amri ketaatan kepada Allah dan Rasul bersifat mutlak lain hanya kepada ulil amri," tulis Hafidz Muftisany dalam bukunya "Fiqih Keseharian Apakah Presiden itu Ulil Amri, Hingga Donor Organ"
Hafidz mengatakan, dalam perjalannnya sebagai sebuah negara Republik Indonesia memiliki enam presiden. Sistem demokrasi membuat posisi presiden menjadi pemimpin tertinggi di Indonesia.
Dalam Alquran surat an-Nisa ayat 59 Allah SWT memerintahkan kepada umat Islam untuk taat kepada Allah SWT Rasul dan ulil amri. Pertanyaannya apakah Presiden RI termasuk dalam kategori ulil amri yang harus ditaati?
Forum konferensi alim ulama Nahdlatul Ulama di Cipanas pada 1954 pernah membahas hal tersebut. Apakah Presiden RI saat itu Ir Soekarno bisa disebut waliyul Amri dahuri bisy syariah (penguasa pemerintah secara darurat sebab kekuasaannya).
Seperti tercantum dalam ahkamul fuqaha, keputusan Alim Ulama NU tersebut sah dan berlaku. Dasar pengambilan fatwa tersebut adalah pendapat dari Imam Ghazali penulis kitab Ihya Ulumuddin itu berpendapat keberadaan syarat-syarat yang selayaknya ada pada seorang pemimpin di era sekarang sangat sulit terpenuhi secara sempurna.
Hal tersebut dikarenakan ahli ijtihad jarang ditemukan saat ini. Dengan demikian, semua keputusan yang ditetapkan oleh penguasa meskipun dia bodoh dan fasik boleh dilakukan agar kepentingan umat Islam tidak disia-siakan.
Imam Syafi'i mengatakan, pendapat Imam Al Ghazali adalah yang paling bisa diterima. Jika pada era Imam Ghazali saja sangat sulit mendapati pemimpin yang memenuhi semua syarat kamu apalagi saat ini.
Hafidz mengatakan, pengertian dan Tafsir tentang ulil amri juga hangat dibicarakan di kalangan ulama. Mengutip pendapat Imam Mawardi ada empat tafsir tentang ulil amri.
Pertama, ulil amri adalah pemimpin sebuah teritori atau urusan. Pendapat ini dikemukakan oleh Ibnu Abbas dan Ibnu Hurairah.
Kedua, ulil amri adalah para ulama. Pendapat ini dikeluarkan oleh Atha dan Jabir bin Abdullah.
Ketiga, ulil amri dinisbahkan khusus kepada sahabat-sahabat Rasulullah SAW. Ulil amri adalah dua khalifah pertama yaitu Abu Bakar dan Umar Ibnu Khattab.
Ketua ikatan di Indonesia (Ikadi)Prof KH Ahmad Satori Ismail mengatakan, Presiden RI bisa disebut sebagai ulil amri. Bahkan, seorang kepala desa juga bisa disebut ulil amri.
Ulil amri berasal dari kata Ula (pemilik) dan Amr (urusan). Jadi, orang-orang yang memiliki wewenang dalam sebuah urusan pemerintahan bisa disebut ulil amri. Secara nama pemimpin dari level kepada desa hingga presiden bisa disebut ulil amri.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
