Ahad 05 Sep 2021 15:52 WIB

Hal-Hal Sunnah dalam Walimah

Undanglah orang sales yang kaya atau miskin ke walimah.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Ani Nursalikah
Hal-Hal Sunnah dalam Walimah. Ilustrasi
Foto: ANTARA/ANIS EFIZUDIN
Hal-Hal Sunnah dalam Walimah. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hendaknya pengantin mengadakan walimah setelah akad nikah. Dan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengadakan walimah.

Dikutip dari buku Tuntunan Pernikahan Islami buah karya Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani, walimah dilaksanakan setelah tiga hari akad nikah karena hal itu yang diajarkan oleh Rasulullah. Anas Radhiyallahu Anhu meriwayatkan Rasulullah melakukan pernikahan dengan seorang wanita lantas beliau mengutusnya untuk mengundang beberapa orang tokoh agar menyantap makanan. 

Baca Juga

Anas meriwayatkan Rasulullah menikahi Shafiyah. Beliau menjadikan mahar pernikahan berupa kemerdekaan (dari perbudakan) Shafiyah dan mengadakan walimah selama tiga hari (HR. Bukhari).

Kedua, mengundang orang-orang saleh, baik yang miskin maupun yang kaya karena sabda Rasulullah,

لا تصا حب إلا مر منا، ولا يأكل طعامك إلا تقي

"Janganlah kalian berteman, kecuali dengan orang-orang yang beriman dan janganlah makan makananmu, kecuali orang-orang yang bertakwa" (HR. Bukhari).

Ketiga, lakukanlah walimah dengan menyembelih seekor kambing atau lebih jika mempunyai kelebihan uang. Anas Radhiyallahu Anhu meriwayatkan Abdurrahman ibn Auf hijrah ke kota Madinah lalu Rasulullah mempersaudarakannya dengan Sa'ad ibn Rabi al-Anshari. Berangkatlah Sa'ad beserta Abdurrahman pulang ke rumah lalu mereka makan bersama. 

Sa'ad berkata kepada Abdurrahman, "Wahai saudaraku! Aku adalah orang yang paling banyak harta di antara penduduk Madinah ini. (Dalam satu riwayat: paling banyaknya sahabat Anshar), lihatlah separuh hartaku, ambillah, dalam satu riwayat disebutkan, marilah ke kebunku, aku akan bagi dua denganmu. Aku memiliki dua orang istri dan engkau (wahai saudaraku karena Allah) tidak mempunyai istri. Lihatlah mana yang menarik di antara mereka, sebutkanlah kepadaku sehingga aku akan menceraikannya (untukmu). Jika telah habis masa iddahnya, nikahilah ia".

Abdurrahman berkata, "Tidak. Demi Allah! Semoga Allah memberkati keluarga dan hartamu, tolong tunjukkan saja aku pasar".

Selanjutnya, ditunjukkanlah arah pasar kepadanya. Abdurrahman pergi berjualan di pasar dan mendapat untung (begitu juga esok harinya).

Ia pulang ke rumah membawa sedikit yoghurt, susu yang dikeringkan dengan dimasak dan minyak samin, yang terbaik (untuk dibawa kepada keluarganya) kemudian menetap selama Allah menghendaki. Suatu hari ia datang lagi dengan membawa minyak za'faran (al-Khaluq) yang semerbak aromanya. Rasulullah bertanya keheranan, "Ada apa ini?"

Abdurrahman berkata, "Aku telah menikahi seorang wanita (dari sahabat Anshar)".

Rasulullah bertanya, "Maharnya berupa apa?"

Abdurrahman menjawab, "Nuwat dari emas".

Rasulullah bersabda, "Semoga Allah memberkatimu, berwalimahlah sekalipun dengan seekor kambing." Abdurrahman pun melaksanakanya. 

Abdurrahman berkata, "Sungguh, setelah itu rezekiku begitu melimpah sehingga jika aku angkat sebuah batu, aku akan mendapati (di bawahnya) terdapat emas atau perak". Anas melihat ketika Abdurrahman wafat, semua istrinya mendapatkan harta waris masing-masing sebanyak 100 ribu dinar (HR. Bukhari).

Anas Radhiyallahu Anhu meriwayatkan ia tidak pernah melihat Rasulullah mengadakan walimah terhadap istri-istrinya seperti yang beliau lakukan kepada Zainab. Beliau memotong seekor kambing lalu menyuguhkan makanan roti dan daging kepada sahabat-sahabat beliau hingga mereka kenyang (HR. Bukhari).

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement