Ahad 05 Sep 2021 14:53 WIB

Kekurangan Chip, Pabrik Mobil AS Tutup Sementara

Permintaan kendaraan yang tinggi tidak sebanding dengan ketersediaannya.

Foto udara fasilitas FCA Chrysler Belvidere Assembly yang tertutup tempat kendaraan Jeep SUV diproduksi, Belvidere, Illinois, AS, Senin (18/5). Pabrik tersebut ditutup pada bulan Maret lalu akibat pandemic Covid-19. Menurut laporan, pabrik ini dijadwalkan akan dibuka kembali pada 1 Juni mendatang. Pada Senin (18/5) lalu Ford, General Motors dan Fiat Chrysler membuka kembali beberapa pabrik mereka dengan menerapkan protokol pemeriksaan suhu dan menetapkan jarak sosial.
Foto: EPA-EFE / TANNEN MAURY
Foto udara fasilitas FCA Chrysler Belvidere Assembly yang tertutup tempat kendaraan Jeep SUV diproduksi, Belvidere, Illinois, AS, Senin (18/5). Pabrik tersebut ditutup pada bulan Maret lalu akibat pandemic Covid-19. Menurut laporan, pabrik ini dijadwalkan akan dibuka kembali pada 1 Juni mendatang. Pada Senin (18/5) lalu Ford, General Motors dan Fiat Chrysler membuka kembali beberapa pabrik mereka dengan menerapkan protokol pemeriksaan suhu dan menetapkan jarak sosial.

REPUBLIKA.CO.ID, DETROIT -- Kekurangan chip global semakin parah. Ini memaksa pembuat mobil menutup sementara pabriknya hingga chip kembali tersedia.

General Motors mengumumkan akan menghentikan produksi di delapan dari 15 pabrik perakitan. Penutupan dilakukan selama dua pekan ke depan, termasuk pabrik pembuat pickup terlarisnya, Chevrolet Silverado.

Sementara itu, Ford akan berhenti membuat pickup di Kansas City Assembly Plant selama dua pekan ke depan. Pemotongan jam kerja juga dilakukan di dua pabrik truk di Dearborn, Michigan, dan Louisville, Kentucky.

Pemotongan itu akan menambah kekurangan pasokan kendaraan, termasuk truk dan SUV di sejumlah diler di Amerika Serikat. Pembuat mobil melaporkan diler di AS hanya memiliki kurang dari satu juta kendaraan baru di showroom mereka pada Agustus.

Analis menyebut varian delta dari virus corona telah menyerang pekerja pabrik chip di kawasan Asia. Hal itu membuat pabrik terpaksa tutup sehingga pasokan terhenti.

"Sekarang prospek penjualan baru untuk sisa tahun ini terus meredup karena persediaan yang minim akan bertahan hingga 2022," ujar Kevin Roberts, direktur untuk Cargurus.com, seperti dilansir Japan Today, Ahad (5/9).

Permintaan truk, SUV, dan mobil jenis lainnya cukup kuat. Sayangnya, tingginya permintaan tidak sebanding dengan perseriaan.

Penjualan kendaraan turun hampir 18 persen pada Agustus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement