Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Kiki F. Wijaya

EMPAT HAL YANG DITANGGUHKAN KETIKA BERBUAT DOSA

Agama | Sunday, 05 Sep 2021, 05:31 WIB

Setiap musibah mestinya menjadi momentum untuk kita merenung dan menengok ke belakang. Alih-alih memprotes keadaan dengan berkata, "Mengapa aku yang mengalami hal ini ?, pribadi yang bijak selalu bertanya, "Hikmah apa yang bisa kupetik di balik peristiwa ini ?. Sayangnya, tidak semua orang bisa bersikap seperti ini. Kita terbuai dengan kenikmatan yang berlimpah ruah sehingga tak peka dengan musibah yang datang. Kita menganggap perbuatan dosa yang kita kerjakan tak berdampak apa pun dalam kehidupan kita.

Benarkah anggapan ini ?. Ternyata tidak. Sejatinya setiap dosa atau pelanggaran yang kita kerjakan pasti dibalas dan diminta pertanggungjawabannya. Hanya saja, Allah dengan segala Rahman dan Rahim-Nya, sengaja menangguhkan balasan atas dosa dan pelanggaran kita itu.

Setidaknya, menurut Syeikh Nawawi Al Bantani dalam Nashoihul Ibad, ketika kita berbuat dosa, Allah menangguhkan empat hal dalam hidup kita.

Pertama, Allah tidak mencabut rejeki kita. Coba bayangkan bagaimana kalau sekiranya setelah berbuat dosa rejeki kita terhenti. Saya percaya pasti semua orang takut berbuat dosa. Tapi, kenyataannya tidaklah demikian. Setelah berbuat dosa, dagangan kita tetap laris manis. Gaji bulanan, bonus, dan tunjangan lainnya tetap kita nikmati sebagaimana biasanya. Akibanya kita terperosok makin dalam dan kehilangan rasa bersalah.

Kedua, Allah tidak mencabut kesehatan kita. Bayangkan kalau sekiranya setelah berbuat dosa jantung kita sakit, asam lambung kita naik, atau kaki kita bengkak. Saya yakin tak ada seorang pun yang berani berbuat dosa. Tapi, kenyataan justru sebaliknya. Setelah berbuat dosa, tubuh kita baik-baik saja. Sehat dan bugar. Tidak terganggu sedikit pun

Ketiga, Allah tidak buka aib kita. Coba bayangkan, bagaimana kalau sekiranya orang lain mengetahui aib kita ?. Saya percaya tidak ada seorang pun yang akan mempercayai kita. Tapi, Allah justru menyembunyikan keburukan kita dan menampakkan kebaikan kita. Tujuannya tak lain agar kita bisa bermuamalah antara satu dengan yang lainnya. Karena itu pula, Allah melarang kita mencari-cari kesalahan orang lain dan menggunjing satu dengan yang lainnya. Melakukan dua tindakan tercela ini sama halnya kita tengah menentang Allah. Dia senantiasa menutup aib hamba-Nya, sementara kita terus membuka aib orang lain.

Akhirnya yang keempat, Allah tidak menyegerakan pembalasan atas dosa itu sendiri. Menurut Rosulullah saw, ada dosa yang Allah segerakan pembalasannya di dunia ini, misalnya merampas hak orang lain dan durhaka kepada orang tua. Namun, kebanyakan dosa-dosa tersebut ditunda pembalasannya oleh Allah, bahkan puspus, manakala hamba tersebut menyesali perbuatannya dan bertaubat. Semua itu dimaksudkan agar kita punya waktu untuk menyesali diri, berbenah, dan menutup kesalahan kita dengan amal shaleh.

Celakanya, tidak semua orang menyadari empat hal yang Allah tangguhkan ini. Kita terus terlena dengan kesenangan hidup, bergelimang dosa, bahkan bangga dengan dosa itu. Sampai akhirnya wabah Covid -19 ini tiba. Kita tertegun dan tak lagi bisa berkutik. Kita dipaksa bercermin dan mengakui segala kealfaan kita. Semoga kita belajar dari musibah ini.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image