Sabtu 04 Sep 2021 22:10 WIB

JK: Taliban tak Berubah Ekonomi akan Hancur

Taliban diyakini akan memerintah dengan cara yang berbeda dibanding tahun 1990-an.

Rep: Lintar Satria/ Red: Agung Sasongko
 Pasukan Taliban berkumpul untuk merayakan penarikan pasukan AS di Kandahar, Afghanistan, 1 September 2021. Taliban menyerukan dukungan dari masyarakat internasional untuk menghidupkan kembali ekonomi yang hancur akibat konflik selama dua dekade dan sangat bergantung pada bantuan asing.
Foto: EPA-EFE/STRINGER
Pasukan Taliban berkumpul untuk merayakan penarikan pasukan AS di Kandahar, Afghanistan, 1 September 2021. Taliban menyerukan dukungan dari masyarakat internasional untuk menghidupkan kembali ekonomi yang hancur akibat konflik selama dua dekade dan sangat bergantung pada bantuan asing.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Taliban diyakini akan memerintah dengan cara yang berbeda dibanding tahun 1990-an. Hal itu diungkap Mantan Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla dalam webinar The Phenomenon of Taliban and the Future of Peace and Reconciliation on Afghanistan yang diadakan Centre for Dialogue and Cooperation Among Civilizations (CDCC), Jumat (3/9).

Jusuf Kalla mengatakan rakyat Afghanistan sangat luar biasa karena terus menerus didera konflik. Mulai dari Inggris lalu Uni Soviet kemudian Amerika Serikat (AS).

Baca Juga

Negara-negara besar ini kata Jusuf Kalla akhirnya kalah dalam pertempuran melawan Afghanistan. Negara itu juga mengalami berbagai konflik dalam negeri mulai dari tahun 1973 ketika Perdana Menteri Jenderal Mohammed Daoud Khan menggulingkan Raja Afghanistan yang terakhir Mohammed Zahir Shah.

"Lalu masuk Rusia, Rusia dikalahkan Mujahidin, kemudian Mujahidin konflik dengan Taliban, Taliban menang pertama terjadi peristiwa di Amerika 11 September, alasan Amerika mencari Osama bin Laden dan demokratisasi, menduduki Afghanistan selama 20 tahun," kata JK.

 

Kini yang menjadi pertanyaannya, tambah Jusuf Kalla apa yang selanjutnya terjadi setelah Taliban merebut kekuasaan di Afghanistan. Milisi yang digulingkan AS pada tahun 2001 itu kembali berkuasa di Afghanistan setelah merebut Ibukota Kabul pada 15 Agustus lalu.  

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement