Sabtu 04 Sep 2021 14:32 WIB

Haedar: Teologi Al Insyirah Patut Dirujuk Hadapi Pandemi

Haedar menyatakan perlu sandaran teologis tangani pandemi Covid-19

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Nashih Nashrullah
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir, menyatakan perlu sandaran teologis tangani pandemi Covid-19.
Foto: Dokumen.
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir, menyatakan perlu sandaran teologis tangani pandemi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir, menyampaikan, teologi Al Insyirah penting dijadikan rujukan dalam menghadapi pandemi Covid-19. 

Termasuk juga dalam menghadapi masalah-masalah keumatan, kebangsaan, dan kemanusiaan universal yang selama ini menjadi beban berat kehidupan bersama. 

Baca Juga

"Inilah yang harus menjadi acuan rasional, moral, spiritual dan langkah kita untuk menghadapi pandemi ini dengan perspektif epistemologi dan teologi Al Insyirah," tutur dia dalam pidato pembukaan Tanwir Muhammadiyah dan 'Aisyiyah bertajuk 'Optimis Hadapi Covid-19, Menuju Sukses Muktamar ke-48', secara daring, Sabtu (4/9).

Haedar juga mengatakan, sebagaimana dalam Surah Al Insyirah, Allah SWT akan meringankan beban hidup dan membuka jalan kesulitan menjadi kemudahan, dengan berbekal tekad dan ikhtiar yang sungguh-sungguh, bersatu, dan optimis. Dalam surat tersebut, Allah SWT berfirman: 

أَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَ وَوَضَعْنَا عَنكَ وِزْرَكَ ٱلَّذِىٓ أَنقَضَ ظَهْرَكَ وَرَفَعْنَا لَكَ ذِكْرَكَ فَإِنَّ مَعَ ٱلْعُسْرِ يُسْرًا إِنَّ مَعَ ٱلْعُسْرِ يُسْرًا فَإِذَا  فَرَغْتَ فَٱنصَبْ وَإِلَىٰ رَبِّكَ فَٱرْغَب

"Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu? Dan Kami telah menghilangkan darimu bebanmu, yang memberatkan punggungmu. Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu, karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap." 

Haedar menuturkan, usaha mengatasi pandemi merupakan komitmen dan tanggung jawab bersama. Misalnya dengan konsisten melaksanakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), termasuk oleh negara. Disiplin menjalankan protokol kesehatan, vaksinasi, dan berbagai langkah lain yang merupakan keniscayaan dalam mengatasi pandemi.

Segala ikhtiar yang bersifat rasional-ilmiah dan spiritual-ruhaniyah, lanjut Haedar, harus terus dilakukan sebagai jalan jihad untuk mengakhirinya. Tentunya dengan sikap bijaksana, rendah hati, dan selalu bermunajat kepada Allah SWT. "Allah SWT akan memberikan jalan lapang bagi siapapun yang bersungguh sungguh dalam berjuang mengatasi masalah kehidupan termasuk pandemi ini," katanya.

Karena itu juga, Haedar mengingatkan, sikap optimis yang disertai ikhtiar sungguh-sungguh harus menjadi jiwa, pikiran, dan orientasi tindakan semua orang di negeri ini, termasuk warga muhammadiyah. Hal ini untuk mengubah keadaan yang buruk dari wabah corona menjadi situasi yang lebih baik. 

Haedar juga mengungkapkan, seberat apa pun masalah yang dihadapi, jika semua komponen umat dan bangsa berkomitmen kuat, bersatu, dan melangkah bersama secara sungguh-sungguh, maka akan terdapat jalan keluar dari kesulitan. Kuncinya ialah ketulusan, kejujuran, keterpercayaan, kecerdasan, dan kebersamaan untuk selalu mencari solusi.

Perbedaan setajam apa pun, tambah Haedar, bila semua pihak mau berdialog dan mencari titik temu, akan ada jalan pemecahan atas segala persoalan umat dan bangsa.

"Sebaliknya, ketika saling menjauh, egois, tidak saling percaya, saling berebut, keras kepala, khianat, dan dusta bertumbuh di tubuh elite umat dan bangsa, maka sulit menemukan jalan bersama menuju kemajuan umat dan bangsa," paparnya.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement