Jumat 03 Sep 2021 23:54 WIB

Kemendikbud Dorong Insan Vokasi Kembangkan Kewirausahaan

Jumlah wirausahawan Indonesia lebih rendah dari Singapura dan Malaysia

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Nashih Nashrullah
Jumlah wirausahawan Indonesia lebih rendah dari Singapura dan Malaysia. Ilustrasi wirausaha
Foto: ANTARA/Adeng Bustomi/wsj.
Jumlah wirausahawan Indonesia lebih rendah dari Singapura dan Malaysia. Ilustrasi wirausaha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mendorong para insan vokasi untuk mengembangkan kewirausahaan.

Itu dilakukan karena melihat jumlah wirausahawan di Indonesia masih lebih rendah dibandingkan negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.

Baca Juga

“Jumlah wirausahawan Singapura mungkin sudah di atas 10 persen, kita masih di angka 3 persen,” ujar Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek, Wikan Sakarinto, pada webinar bertajuk "Menuju Entrepreneurial University, Mencetak Lulusan Siap Berwirausaha" yang digelar Direktorat Mitras DUDI secara daring, Jumat (3/9).

Kewirausahaan selama ini sudah menjadi baguan dadi kegiatan pembelajaran di seluruh perguruan tinggi di Indonesia. Materi pembelajaran tentang kewirausahaan hadir di semua kurikulum di Indonesia sejak belasan tahun lalu, tapi jumlah wirausahawan di Indonesia masih kurang jika dibandingkan dengan negara tetangga.

Melihat itu, Wikan mengimbau insan vokasi untuk tidak terlena oleh mata kuliah kewirausahaan maupun pusat inkubasi bisnis yang telah ada di setiap perguruan tinggi.

Menurut dia, hal yang sangat dibutuhkan untuk menciptakan 4 juta pengusaha baru, sebagai syarat Indonesia untuk benar-benar menjadi lima besar PDB terbesar di dunia, adalah transformasi.

"Jangan berhenti pada euforia atau mungkin kesadaran sejenak, tetapi nanti lupa bertransformasi, nanti lupa mengeksekusi," kata Wikan.

Dalam pengajaran nilai kewirausahaan, kata dia, sering kali insan vokasi langsung membuat prototype atau purwarupa, tapi belum memastikan pembelinya.

Dia menuturkan, semestinya insan vokasi terlebih dahulu melakukan riset pasar, mulai dari siapa pembelinya, jumlah yang dibeli, harga, hingga durasi produk berada di pasar apabila laku.

Wikan mengungkapkan, kini sudah banyak Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) maupun perguruan tinggi yang telah membuat berbagai mesin hingga kendaraan listrik, tapi masih terganjal dalam aspek penjualan.

Wikan menyebutkan, untuk itu harus ada pembenahan urutan dalam pengembangan kewirausahaan di perguruan tinggi. 

Sementara itu Founder Aren Energy Investment, Toronata Tambun, pada kesempatan yang sama mengungkapkan, ada perguruan tinggi di Amerika Serikat yang 73 persen lulusannya sukses menjadi wirausahawan atau entrepreneur. Kesuksesan mereka terlihat dari keberhasilan mempertahankan usahanya hingga tahun kelima.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement