Jumat 03 Sep 2021 17:42 WIB

Jabar akan Bangunan Monumen Perjuangan Covid-19

Monumen akan diresmikan Presiden Jokowi pada 10 November 2021.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Ilham Tirta
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
Foto: biro adpim Jabar
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengusulkan agar dibuat Monumen Perjuangan Covid-19. Ia menyebut, monumen itu sebagai bentuk penghormatan terhadap para pejuang yang gugur dalam penanganan Covid-19 di Jabar.

Pria yang akrab disampa Emil mengatakan, pihaknya telah menyampaikan langsung gagasan tersebut kepada Menteri Sekretaris Negara Republik Indonesia (Mensesneg RI), Pratikno. "Saya sudah menyampaikan ke Menseneg terkait monumen perjuangan untuk pahlawan Covid," ujar Emil dalam konferensi pers virtual, Jumat (3/9).

Emil belum menyebutkan lokasi pasti dimana monumen itu dibangun. Namun menurutnya, jika tidak ada aral melintang, monumen tersebut akan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 10 November 2021, mendatang.

"Nanti 10 November kalau tidak ada halangan, Presiden akan meresmikan monumennya di Jabar," katanya.

Menurut Emil, monumen tersebut akan memuat dua sambol, yakni simbol tangguh dan tumbuh. Simbol tersebut, berisikan pesan bahwa pihaknya tidak akan pernah melupakan sejarah.

"Itu satu pesan bahwa kami jas merah, tidak akan meninggalkan sejarah karena ada banyak nakes yang meninggal dunia, salah satunya peneliti vaksin Sinovac," kata dia.

Selain membangun monumen, Emil juga saat ini tengah merumuskan santunan yang akan diberikan kepada anak-anak yang harus menjadi yatim piatu karena orang tuanya meninggal dunia akibat Covid-19. Salah satunya masa depan pendidikan mereka.

"Kita sudah merapatkan, di sini juga ada DPRD. Semua yang menjadi yatim piatu karena orang tuanya meninggal karena Covid, pendidikannya diurus minimal sampai SMA dan SMK, pada dasarnya sudah gratis," kata dia.

Selain pendidikan, kata Emil, pihaknya pun akan memperhatikan kesehatan para anak yatim piatu itu. Terlebih, banyak pihak yang juga ingin berpartisipasi menyantuni mereka.

"Tentu ada kesehatan di luar biaya pendidikan, akan kita rumuskan. Saya juga melihat masyarakat banyak yang ingin berpartisipasi menyantuni. Kami sedang rumuskan," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement