Jumat 03 Sep 2021 14:17 WIB

BI Solo Dorong Produk Halal UMKM Solo Raya Mendunia

UMKM Solo difasilitasi memasarkan produknya ke Mesir.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Fuji Pratiwi
Logo Bank Indonesia (BI). BI Solo mendorong produk halal UMKM mendunia.
Foto: ANTARA/Hafidz Mubarak A
Logo Bank Indonesia (BI). BI Solo mendorong produk halal UMKM mendunia.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Keberadaan UMKM di Solo Raya yang cukup besar diyakini dapat memberikan andil besar dalam pengembangan produk halal. Potensi ini harus dioptimalkan sejalan dengan meningkatnya permintaan pasar untuk produk-produk halal baik di dalam negeri maupun luar negeri.

BI Solo mewujudkannya antara lain melalui Festival Syiar Ekonomi Syariah dan Pesantren (Syekaten) 2021. Mengawali Festival Syekaten 2021, pada Senin (30/8) diselenggarkan kegiatan  gelar wicara bertema "Peluang Produk Halal–UMKM Solo Raya Go Global".

Baca Juga

Menurut Kepala Perwakilan BI Solo, Nugroho Joko Prastowo, semangat ini juga ditujukan untuk mendorong agar Indonesia tidak hanya dijadikan sebagai pasar produk halal dunia, tetapi sebaliknya. Pelaku ekonomi syariah Indonesia diharapkan menjadi subjek dalam memenuhi kebutuhan produk halal global.

Kegiatan gelar wicara tersebut diikuti dengan business matching untuk memperluas akses pemasaran produk halal UMKM Solo Raya ke pasar global. Hal itu dilakukan melalui sinergi dan kolaborasi dengan pengurus MES Mesir dan Asosiasi Fasilitator Ekspor Indonesia Mesir serta Atase Perdagangan Mesir.

"Kami harapkan produk UMKM unggulan Solo Raya yang potensial dapat dipasarkan di Mesir melalui jejaring dengan komunitas diaspora Indonesia di sana," kata Nugroho.

Selanjutnya, pada hari kedua Syekaten, digelar webinar bertajuk "Meningkatkan Peran Ekonomi Syariah dalam Pembangunan Daerah". Untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki Kota Solo, diperlukan dukungan sinergi dan kolaborasi semua pihak. Sehingga dapat memperkuat ekonomi dan keuangan syariah sebagai rahmatan lil 'alamin yang inklusif serta berkontribusi dalam percepatan pemulihan ekonomi daerah.

"Pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di daerah memerlukan regulasi dari pemerintah daerah yang diselaraskan dengan kearifan lokal, visi misi serta program strategis pembangunan Kota Solo," ucap Nugroho.

Untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah daerah memerlukan peta jalan (roadmap) pengembangan ekonomi dan keuangan syariah. Roadmap tersebut sebagai landasan arah kebijakan dan program strategis pemangku kepentingan dalam mengembangan ekonomi syariah sesuai peran masing-masing dan berkontribusi dalam meningkat pertumbuhan ekonomi Kota Solo.

Diskusi tersebut memberikan rekomendasi pengembangan EKSyar di daerah memerlukan sinergi antara akademisi, dunia usaha, dan pemerintah (ABG) dalam ekosistem ekonomi keuangan syariah yang kuat. Pengembangan Eksyar yang bersifat inklusif dimulai melalui edukasi dan pesan yang membumi kepada masyarakat sehingga bisa menjadi masif dan meningkatkan kontribusi Eksyar dalam pembangunan daerah.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement