Kamis 02 Sep 2021 17:05 WIB

Amartha Salurkan Rp 914 Miliar Pembiayaan

Amartha mengombinasikan kegiatan online-offline untuk jaga produktivitas mitra.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Friska Yolandha
PT Amartha Mikro Fintek (Amartha) menerapkan strategi yang mengombinasikan kegiatan online-offline untuk menjaga produktivitas mitra Amartha di masa pandemi Covid-19.
Foto: Amartha
PT Amartha Mikro Fintek (Amartha) menerapkan strategi yang mengombinasikan kegiatan online-offline untuk menjaga produktivitas mitra Amartha di masa pandemi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Amartha Mikro Fintek (Amartha) menerapkan strategi yang mengombinasikan kegiatan online-offline untuk menjaga produktivitas mitra Amartha di masa pandemi Covid-19. CEO dan Founder Amartha, Andi Taufan Garuda Putra mengatakan strategi ini mengoptimalkan penggunaan teknologi.

"Seperti penyediaan berbagai inovasi produk untuk mensejahterakan mitra salah satunya melalui aplikasi A+ (Amartha Plus yang dapat memfasilitasi berbagai layanan seperti WarungLoan, PPOB hingga belanja borongan," katanya dalam keterangan pers, Kamis (2/9).

Strategi offline (lapangan) yakni dengan memberikan akses pendanaan juga melakukan pendampingan dan pelatihan secara rutin. Seperti pelatihan alternatif usaha, pelatihan literasi keuangan hingga cek kesehatan gratis.

Andi mengatakan teknologi dapat menjadi solusi bagi mitra untuk tetap produktif dalam menjalankan usaha, terlebih di saat pandemi. Namun, dukungan dari Business Partner Amartha atau tim lapangan secara langsung di desa juga tetap diperlukan, mengingat tidak seluruh kegiatan dapat difasilitasi dengan digitalisasi.

"Strategi ini terbukti berhasil membawa Amartha untuk tetap menjaga kualitas pinjaman," katanya.

Stabilitas angka NPL atau non performing loan tercatat sebesar 0,07 persen setelah Juni 2020. Penyaluran dana telah mencapai Rp 914 miliar rupiah di paruh pertama tahun 2021, atau tumbuh 35 persen secara year on year (yoy).

Andi mengatakan, selama 10 tahun beroperasi, Amartha telah berhasil meningkatkan pendapatan mitra sebanyak dua hingga tujuh kali lipat. Kinerjanya juga telah menciptakan lebih dari 87 ribu lapangan pekerjaan informal baru di lebih dari 15 ribu desa.

Hal ini menunjukan bahwa sektor informal di Indonesia memiliki potensi dan determinasi yang tinggi jika diberikan akses terhadap permodalan dan teknologi. Amartha menargetkan untuk dapat melayani satu juta mitra Amartha di Indonesia hingga akhir tahun 2021.

Saat ini, lebih dari 719 ribu mitra telah bergabung di Amartha yang tersebar di berbagai daerah, yaitu di Pulau Jawa, Sumatra, dan Sulawesi. Tahun ini, ia fokus mengimplementasikan strategi yang tepat.

"Seperti menggunakan sistem skoring yang akurat, menjaga kualitas pinjaman dengan membidik sektor perdagangan, industri rumahan dan makanan," kata Andi.

Ia juga mengatakan pertumbuhan signifikan tersebut merupakan kontribusi dari Norfund, yang bergabung sebagai pendana korporat di Amartha sejak Juni 2021 lalu. Amartha telah menerima pendanaan sebesar 7,5 juta dolar AS atau setara dengan Rp 107 miliar dari Norfund untuk menyalurkan modal usaha serta memberdayakan perempuan pengusaha mikro di pedesaan dengan mendorong kegiatan usaha yang berkelanjutan.

Investment Director Norfund dan Head of Asia regional Office, Fay Chetnakarnkul mengatakan berinvestasi kepada institusi keuangan seperti Amartha merupakan langkah penting. Mengingat UMKM di seluruh dunia mengalami keterbatasan dalam akses permodalan dan teknologi agar dapat berkembangang dan menciptakan usaha sendiri.

Sektor informal sangat penting bagi perputaran roda ekonomi nasional, terutama dalam penciptaan lapangan pekerjaan. Ada jutaan UMKM di negara-negara berkembang yang memiliki potensi besar.

"Namun, Norfund tidak bisa berjalan sendiri tanpa kerja sama dari perusahaan-perusahaan fintek visioner agar dapat menciptakan akses keuangan yang mudah dijangkau supaya UMKM dapat berpartisipasi dalam perekonomian formal di masa yang akan datang," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement