Kamis 02 Sep 2021 13:41 WIB

Bansos Bantu Percepat Pemulihan Ekonomi

Bansos diharapkan bisa dimanfaatkan untuk membeli kebutuhan sehari-hari.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Fuji Pratiwi
Ilustrasi bansos. Bansos disebut ikut berdampak pada pemulihan ekonomi.
Foto: ANTARA/Yulius Satria Wijaya
Ilustrasi bansos. Bansos disebut ikut berdampak pada pemulihan ekonomi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah berharap baik bantuan sosial maupun nonreguler diharapkan dapat membantu meringankan beban Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Pada prosesnya, belanja masyarakat menggunakan bantuan yang ada diharapkan turut memulihkan ekonomi nasional.

"Yang juga tidak kalah penting dari sudut ekonomi makro, kita sudah mendapatkan angka pertumbuhan yang sangat baik dari kuartal terakhir," kata Deputi Bidang Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan dan Perlindungan Sosial Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Tb A Choesni dalan keterangan, Kamis (2/9).

Baca Juga

Ia mengatakan, bansos yang disediakan baik reguler maupun nonreguler, harapannya tidak hanya disalurkan dan diterima oleh KPM tetapi juga dimanfaatkan untuk membeli kebutuhan sehari-hari. Walhasil, konsumsi rumah tangga yang dilakukan bisa berimbas pada pertumbuhan ekonomi.

"Yang pasti kita ingin menjaga daya beli masyarakat. Dengan meningkatnya penggunaan bantuan bisa meningkatkan daya beli ekonomi di Indonesia. Kita tentu ingin mengharapkan pemulihan ekonomi cepat terlaksana," ujarnya.

Hingga saat ini, menurut Choesni, penyaluran bansos misalnya Bantuan Sosial Tunai (BST) menjangkau 9,8 juta KPM dari 10 juta KPM. Sedangkan, untuk 28,8 juta KPM terdiri dari 10 juta KPM reguler PKH, 10 juta KPM BST, dan 8,8 juta KPM Program Sembako Non-PKH yang menerima bansos beras berupa 10 kg per-KPM sekali salur.

Tak kalah penting, imbuhnya, pemerintah juga memberikan subsidi listrik berupa diskon tarif 50 persen untuk pelanggan 450 VA dan 25 persen untuk pelanggan 900 VA untuk KPM yang terdaftar di Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).

"Yang jelas kita harus bekerja sama. Kalau frasanya Pak Presiden, kita harus bekerja keroyokan bukan hanya kementerian/lembaga di pusat tapi juga pemda, masyarakat, dan TNI/Polri," kata Choesni.

Sementara Direktur Riset Indef Berly Martawardaya menyebut, yang paling dibutuhkan saat krisis atau pandemi sekarang ini adalah melindungi keluarga miskin. Pertumbuhan ekonomi bisa jadi prioritas kedua atau ketiga.

"Yang penting adalah mengatasi yang kelaparan dan kurang gizi ini. Makanya peran bansos sangat sangat penting, khususnya dengan adanya bansos saudara-saudara kita bisa di rumah," kata Berly.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement