Kamis 02 Sep 2021 12:24 WIB

Korut Tolak Bantuan Vaksin Covid-19 Buatan China, Ada Apa?

Korut meminta jatah vaksin mereka dialihkan ke negara-negara yang terdampak parah.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Teguh Firmansyah
Vaksin Covid-19 untuk Korea Utara
Foto: Republika
Vaksin Covid-19 untuk Korea Utara

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Korea Utara meminta agar 3 juta dosis vaksin Covid-19 buatan China yang dialokasikan untuk mereka dapat dialihkan ke negara-negara dengan wabah parah. Hal ini mengingat pasokan global vaksin yang terbatas.

"Kementerian Kesehatan Masyarakat Korea Utara (MOPH) telah mengomunikasikan bahwa 2,97 juta dosis yang ditawarkan kepada mereka oleh COVAX dapat dipindahkan ke negara-negara yang terkena dampak parah mengingat pasokan global vaksin Covid-19 yang terbatas dan lonjakan berulang di beberapa negara," kata seorang juru bicara UNICEF dilansir dari Voice of America (VoA) pada Kamis (2/9).

Baca Juga

Covid-19 Vaccine Global Access (COVAX) adalah program distribusi vaksin internasional yang menargetkan negara-negara berpenghasilan rendah. UNICEF memperoleh dan mendistribusikan vaksin untuk program tersebut.  "MOPH mengatakan akan terus berkomunikasi dengan fasilitas COVAX untuk menerima vaksin COVID-19 dalam beberapa bulan mendatang," ujar juru bicara itu kepada VoA.

Pemerintah Korea Utara belum melaporkan kasus Covid-19 sejak pandemi dimulai pada akhir Desember 2019. Dalam laporan terbarunya kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Korea Utara mengatakan telah menguji 37.291 orang untuk COVID-19 pada 19 Agustus dan semuanya negatif.

Meskipun ada skeptisisme yang meluas terhadap angka-angka ini, Korea Utara telah memberlakukan langkah-langkah penahanan antivirus yang ketat seperti pembatasan perjalanan domestik dan penutupan perbatasan.

Kepala kantor WHO di Pyongyang, Edwin Salvador, mengatakan pada pertengahan Agustus bahwa COVAX telah mengalokasikan 2,97 juta dosis vaksin Sinovac China ke Korea Utara dan sedang menunggu tanggapan dari pihak berwenang Korea Utara. Namun, UNICEF mengatakan kepada VOA Korea pada 5 Agustus bahwa pemerintah Korea Utara belum sepenuhnya menyelesaikan persiapan yang diperlukan untuk menerima vaksin dari COVAX, sehingga pasokannya tertunda.

Sistem kesehatan di Korea Utara membatasi kemampuannya untuk menangani banyak jenis vaksin Covid-19 seperti yang diproduksi oleh Pfizer dan Moderna. Vaksin tersebut butuh disimpan dalam kondisi sangat dingin.

Pada Juli, Korea Utara pernah menolak pengiriman vaksin AstraZeneca karena kekhawatiran tentang efek samping, menurut laporan dari Institute for National Security Strategy (INSS), sebuah think tank Korea Selatan yang memiliki hubungan dengan badan intelijen negara itu.

Menurut laporan INSS, Korea Utara khawatir tentang efektivitas vaksin buatan China. Namun INSS menyatakan tertarik dengan vaksin Rusia merek Sputnik V.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement