Kamis 02 Sep 2021 09:05 WIB

AS Buka Kemungkinan Koordinasi dengan Taliban Perangi ISIS

AS masih menaruh rasa skeptis terhadap Taliban

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Milisi pasukan khusus Taliban tiba di dalam Bandara Internasional Hamid Karzai setelah penarikan militer AS, di Kabul, Afghanistan, Selasa, 31 Agustus 2021. Taliban menguasai penuh bandara Kabul pada Selasa, setelah pesawat AS terakhir meninggalkan landasan pacu , menandai berakhirnya perang terpanjang Amerika.
Foto: AP/Khwaja Tawfiq Sediqi
Milisi pasukan khusus Taliban tiba di dalam Bandara Internasional Hamid Karzai setelah penarikan militer AS, di Kabul, Afghanistan, Selasa, 31 Agustus 2021. Taliban menguasai penuh bandara Kabul pada Selasa, setelah pesawat AS terakhir meninggalkan landasan pacu , menandai berakhirnya perang terpanjang Amerika.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Ketua Kepala Staf Gabungan Amerika Serikat (AS) Jenderal Mark Milley mengatakan negaranya bisa saja berkoordinasi dengan Taliban di masa mendatang untuk memerangi ISIS di Afghanistan. Kendati demikian, Washington masih menaruh rasa skeptis terhadap Taliban.

“Kami tidak tahu seperti apa masa depan Taliban. Tapi saya dapat memberitahu Anda dari pengalaman pribadi ini adalah kelompok kejam dari masa lalu. Dan apakah ada yang berubah dengan mereka masih harus dilihat,” kata Milley dalam sebuah konferensi pers pada Rabu (1/9), dikutip Al Arabiya.

Baca Juga

Pada kesempatan itu, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengungkapkan, Washington sudah bekerja dengan Taliban pada serangkaian masalah yang sangat sempit. “Saya tidak akan membuat lompatan logika ke masalah yang lebih luas. Sulit untuk memprediksi di mana ini akan terjadi di masa depan sehubungan dengan Taliban,” ucapnya saat ditanya kemungkinan AS menjalin koordinasi dengan Taliban. 

Austin menekankan, saat ini AS masih menempatkan fokusnya pada ISIS-Khorasan (ISIS-K), yakni kelompok yang mengklaim sebagai otak di balik aksi pengeboman bandara Kabul pada 26 Agustus lalu. “Kami akan melakukan segala yang kami bisa sehingga kami tetap fokus pada ISIS-K, meminta pertanggungjawaban mereka atas apa yang telah mereka lakukan,” ujarnya. 

Lebih dari 170 orang, termasuk 13 tentara AS, tewas dalam insiden pengeboman bandara Kabul. Serangan itu dilakukan saat bandara dipadati ribuan warga Afghanistan yang berharap dapat disertakan dalam misi evakuasi negara asing. 

AS telah menuntaskan misi penarikan seluruh pasukannya dari Afghanistan pada Senin (30/8) lalu. Presiden AS Joe Biden menyebut misi itu berjalan sangat sukses. Kendati demikian, Biden mengisyaratkan akan tetap membuat perhitungan dengan ISIS-K. “Untuk ISIS-K, kami belum selesai dengan kalian," kata Biden dalam sebuah pidato pada Selasa (31/8). 

Baca juga : Persenjataan AS Dipamerkan Taliban Dalam Parade di Kandahar

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement