Kamis 02 Sep 2021 07:20 WIB

Buku Bahan Ajar ASEAN Diluncurkan untuk SD dan Menengah

Buku bahan ajar diharapkan dapat membuat generasi muda Indonesia lebih mengenal ASEAN

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI Nadiem Makarim meluncurkan buku bahan pengajaran AEAN bagi pendidikan dasar dan menengah, secara virtual, Rabu (1/9)
Foto: Republika/fergi nadira
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI Nadiem Makarim meluncurkan buku bahan pengajaran AEAN bagi pendidikan dasar dan menengah, secara virtual, Rabu (1/9)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno LP Marsudi dan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim meluncurkan buku bahan ajar soal ASEAN yang diperuntukkan bagi murid tingkat dasar dan menengah, Rabu (1/9). Buku setebal 254 halaman itu diharapkan dapat membuat generasi muda Indonesia lebih mengenal ASEAN.

"Penting untuk menanamkan pemahaman ASEAN bagi masyarakat Indonesia sejak usia dini. Saya mengapresiasi penyusunan Buku Bahan Pengajaran ASEAN sebagai upaya kita mengenalkan ASEAN kepada generasi muda," ujar Menlu Retno dalam peluncuran buku yang dilakukan secara virtual, Rabu (1/9).

Baca Juga

Retno menekankan kembali bahwa generasi muda harus lebih mengenal ASEAN dan bangga terhadap identitas Komunitas ASEAN. Generasi mudalah, ujar Retno, yang akan menentukan arah dan corak kawasan ASEAN di masa depan.

Menurut survei ISEAS-Yusof Ishak Institute pada Februari 2021 di 10 negara ASEAN, sebanyak 38,7 persen responden menilai ASEAN masih bersifat elitis dan jauh dari masyarakat. Sementara di Indonesia, angkanya di atas rata-rata negara ASEAN yakni 49, 6 persen responden.

"Namun di sisi lain, survei yang sama menunjukkan mayoritas responden masih menganggap ASEAN tetap relevan," ujarnya.

Retno menyebutkan, dari sisi pengaruh kekuatan ekonomi di kawasan, responden menempatkan ASEAN di urutan kedua setelah China, bahkan mengungguli Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE).

Dalam aspek pengaruh politik dan strategis, ASEAN berada di urutan ketiga setelah China dan AS. "Dari survei tersebut dapat dipahami bahwa masyarakat masih melihat ASEAN adalah kekuatan penting di kawasan dan dunia," tuturnya.

Namun demikian, masih terdapat minim pemahaman yang tinggi mengenai ASEAN termasuk di Indonesia. Oleh karenanya, bahan buku pengajaran itu diterbitkan untuk masyarakat Indonesia sejak usia dini.

Sementara itu, Menteri Nadiem mengatakan, buku bahan pengajaran ASEAN ini disusun untuk menggerakan upaya Indonesia dalam "merdeka belajar". Dia menjelaskan bahwa secara garis besar buku tersebut merujuk pada ASEAN Curriculum Sourcebook yang menekankan lima tema utama.

"Lima tema itu antara lain, yakni mengenal ASEAN, menghargai identitas keragaman, mengaitkan isu global dan isu lokal, mendorong kesamaan dan keadilan, serta bekerja sama untuk mewujudkan masa depan yang berkelanjutan," ujar Nadiem pada kesempatan yang sama.

Di hadapan para guru di Indonesia, Nadiem mengatakan, bahwa lima tema tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan para guru mengenai ASEAN, serta menyebarkan pengetahuan ASEAN kepada siswa. Selain itu, lima tema dalam bahan buku ajar tersebut diharapkan bisa mengembangkan keterampilan dan membangun perilaku positif belajar tentang ASEAN kepada para murid.

Oleh karenanya, Nadiem berharap para guru dapat memanfaatkan buku ASEAN sebagai sumber materi bahan ajar di sekolah. Menurutnya, tanpa berkolaborasi dengan negara tetangga, Indonesia akan sangat sulit untuk tampil dan sukses di panggung dunia.

"Kita saling dukung untuk bisa memajukan Indonesia. Pada kesempatan ini pula saya mengapresiasi tim penyusun buku dari Kemendikbud Ristek dan Kemenlu terima kasih atas kerja keras selama beberapa menyusun buku ajar ini," ungkapnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement