REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Mantan gelandang Arsenal Paul Merson mengkritik kinerja direktur olahraga Arsenal Edu Gaspar di pasar transfer. Ia memandang sejumlah pemain yang didatangkan Arsenal berkinerja buruk. Merson mengeklaim bisa melakukan pekerjaan lebih baik daripada Edu sebagai direktur olahraga.
Edu dan Mikel Arteta mendapatkan tekanan setelah kiprah buruk the Gunners pada awal musim. Mereka belum pernah menang, kebobolan sembilan gol, dan belum pernah menggetarkan jala gawang lawan dalam tiga laga. Padahal klub telah menghabiskan lebih dari 130 juta poundsterling (Rp 2,5 triliun) pada musim panas ini.
Total enam pemain didatangkan ke Stadion Emirates, dilansir dari Mirror, Rabu (1/9). Namun angka itu belum membuat Merson senang.
“Beri tahu Anda apa yang akan saya lakukan dengan pekerjaan yang lebih baik (daripada Edu). Saya akan memberi tahu Anda sekarang, saya bisa melakukan keduanya (pundit acara Soccer Saturday dan Direktur Sepak Bola Arsenal)," kata Merson di Sky Sports News.
Merson akan menantikan performa Arsenal setelah jeda internasional. Ia mengatakan laga yang akan datang semestinya dapat dimenangkan. Menurut Merson Arteta memiliki waktu hingga jeda internasional bulan Oktober.
Jika Arsenal tak kunjung membaik, maka Arteta akan semakin tertekan karena menghabiskan banyak uang. Arsenal menandatangkan Ben White, Martin Odegaard, Albert Sambi Lokonga, Nuno Tavares, Aaron Ramsdale, dan Takehiro Tomiyasu pada musim panas ini.
Merson menilai Arsenal kini berstatus sebagai tim papan tengah. Merson tak yakin the Gunners akan lebih baik dari Leicester City dan Tottenham Hotspur.
“Everton terlihat terorganisasi dengan Rafa (Benitez) sekarang, West Ham terlihat bagus, ini akan sulit, ini bukan perjalanan gratis lagi," katanya.
Ia menambahkan tim lain juga membeli pemain bagus seperti Aston Villa yang mendapatkan Danny Ings. Ia mempertanyakan alasan Arsenal tak mendapatkan Ings.
Daily Express melaporkan pekan lalu bahwa Arsenal mulai mencari pengganti Edu. Namun klub tak memasukkan nama Merson.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
