Rabu 01 Sep 2021 17:05 WIB

Semester I 2021, PTBA Bukukan Laba Rp 1,77 Triliun

Kondisi ekonomi yang mulai pulih menjadi penyokong keuangan perusahaan.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Friska Yolandha
PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mencatatkan laba bersih pada semester pertama tahun ini sebesar Rp 1,77 triliun.
Foto: Antara/Bayu Pratama S
PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mencatatkan laba bersih pada semester pertama tahun ini sebesar Rp 1,77 triliun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mencatatkan laba bersih pada semester pertama tahun ini sebesar Rp 1,77 triliun. Perolehan ini tumbuh 38 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1,28 triliun.

Direktur Utama PTBA Suryo Eko Hadianto menjelaskan laba bersih yang bisa diambil oleh perusahaan pada semester ini disokong oleh kenaikan pendapatan. Pendapatan PTBA tumbuh 14,18 persen dari Rp 9,01 triliun di periode tahun lalu menjadi Rp 10,29 triliun pada semester pertama tahun ini.

Baca Juga

"Kondisi global ekonomi yang mulai pulih dan juga perbaikan harga batubara menjadi penyokong catatan positif keuangan perusahaan pada semester satu tahun ini. Kami berharap kondisi ini bisa bertahan hingga akhir tahun nanti," ujar Suryo dalam konferensi pers, Rabu (1/9).

Suryo juga menjelaskan hingga Juni tercatat nilai aset perseroan sebesar Rp 27,04 triliun. Nilai ini naik dari posisi akhir Desember 2020 yang sebesar Rp 24,05 triliun.

Perseroan mencatat liabilitas pada 30 Juni 2021 sebesar Rp 9,53 triliun naik dari sebelumnya Rp 7,11 triliun. Sedangkan untuk pos ekuitas senilai Rp 17,50 triliun, naik dari posisi akhir Desember 2020 yang sebesar Rp 16,93 triliun.

Direktur Keuangan dan Manajemen Resiko PTBA, Farida Thamrin menjelaskan dari sisi realisasi investasi perusahaan pada semester pertama ini memang melakukan investasi cukup masif. Hal ini tercermin dari realisasi investasi yang mencapai 60 persen dari target investasi.

"Di tengah pandemi yang biasanya perusahaan banyak menahan investasi, untuk kami realisasi capex memang sudah 60 persen dari RKAP," ujar Farida.

Ia juga menjelaskan mayoritas capex diperuntukan untuk salah satunya menyelesaikan proyek PLTU Mulut Tambang Sumsel 8 yang saat ini progres pembangunannya sudah 90 persen. Selain itu perusahaan juga mengalokasikan capex untuk operasional produksi.

"Selain itu, kami juga mengalokasikan anggaran untuk proyek PLTS kami yang memang menjadi salah satu trobosan proyek EBT dalam bisnis kami," ujar Farida.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement