Rabu 01 Sep 2021 17:04 WIB

Habitat Ikan Kodok Maluku Mulai Tercemar Sampah

Satwa langka ini menjadi daya tarik pariwisata di Kota Ambon, Maluku.

Habitat ikan kodok di Maluku mulai tercemar sampah (ilustrasi).
Foto: ANTARA/HO-Zainal H Renuat
Habitat ikan kodok di Maluku mulai tercemar sampah (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Satwa langka ikan kodok Maluku (Histiophrynepsychedelica) menjadi daya tarik pariwisata di Kota Ambon, Provinsi Maluku. Satwa tersebut kini membutuhkan perhatian serius karena habitatnya mulai tercemar sampah.

"Biasanya orang dari mana pun akan membayar mahal dan berkunjung ke sini hanya untuk melihat ikan ini," kata pelaku ekowisata yang juga instruktur selam berlisensi, Zainal H Renuat di Ambon, Rabu (1/9).

Dia mengatakan, ikan tersebut merupakan satwa endemik di Teluk Ambon yang jadi daya tarik ekowisata bagi penyelam dan peneliti untuk berkunjung di perairan Desa Laha, Kecamatan Teluk Ambon. Ikan itu berukuran kecil sekitar 10 centimeter dengan garis-garis mencolok berwarna merah muda berpola telapak tangan, mirip dengan ikan kodok di kelas Actinopterygii. Namun, dia mengatakan ikan unik ini terancam punah jika tidak ada kesadaran masyarakat untuk menjaga habitat di laut. 

Menurut Zainal, masyarakat setempat masih sangat kurang memiliki kesadaran terhadap kebersihan pantai. "Karena yang pertama ini faktor air dan sampah yang dibuang sembarangan ke laut. Kemudian ini juga karena belum ada pemahaman dan kesadaran dari masyarakat bahwa betapa pentingnya sumber daya alam kita di sini," kata Zainal.

Dia berharap semua pihak baik itu pemerintah dan media massa terus memberi edukasi ke masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. Menurut Zainal, selain masyarakat, media juga harus memberi informasi terkait betapa pentingnya menjaga kebersihan laut. Selain itu, penikmat wisata juga bisa menggelar kegiatan yang membuat masyarakat paham akan kelestarian lingkungan. 

Profesor riset dari Pusat Penelitian Oseanografi LIPI, Teguh Peristiwady, menjelaskan spesies ikan tersebut pertama kali ditemukan oleh Ted Pietsch, Arnold & Hall, pada 2009. Ikan dengan nama latin Histiophryne psychedelica ini dapat ditemukan di kedalaman 10 meter atau lebih. Ikan tersebut berbeda dengan ikan kodok lainnya karena punya wajah datar dan sepasang mata menghadap depan. Umumnya ikan punya mata di bagian samping kepala sehingga ikan kodok Maluku memiliki sudut penglihatan seperti mata manusia.

"Ikan ini hidup di daerah karang dan hanya ditemukan di Ambon, belum pernah ada ditemukan di tempat lain," kata Teguh.

Dia mengatakan sangat penting untuk menjaga kesehatan lingkungan dimana ikan-ikan ini ditemukan. Potensi penelitian tentang ikan kodok Maluku juga masih terbuka karena jumlah populasinya belum bisa dipastikan.

"Karena kan yang mengancam ikan ini punah itu, sampah plastik yang tenggelam ke dasar laut, kemudian limbah yang dapat merusak karang. Apalagi ikan ini hidup di sekitar itu," ujar Teguh.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement