Rabu 01 Sep 2021 16:51 WIB

Disdik Wajibkan Sekolah Koordinasi dengan Faskes Saat PTM

Kewajiban ini untuk memastikan para warga sekolah dalam keadaan sehat selama PTM.

Pelajar mengikuti pembelajaran tatap muka di SDN Pondok Labu 14 Pagi, Jakarta Selatan, Senin (30/8). Sebanyak 610 sekolah di DKI Jakarta menggelar pembelajaran tatap muka secara terbatas dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat. Republika/Thoudy Badai
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pelajar mengikuti pembelajaran tatap muka di SDN Pondok Labu 14 Pagi, Jakarta Selatan, Senin (30/8). Sebanyak 610 sekolah di DKI Jakarta menggelar pembelajaran tatap muka secara terbatas dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat. Republika/Thoudy Badai

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi DKI Jakarta mewajibkan setiap sekolah berkoordinasi dengan fasilitas kesehatan (faskes) saat pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas berlangsung untuk memantau kondisi kesehatan para guru dan peserta didik.

"Sekolah yang membuka PTM terbatas harus berkoordinasi dengan fasilitas kesehatan terdekat baik itu Puskesmas, RSUD atau pun fasilitas kesehatan lainnya," kata Sekretaris Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta Agus Ramdani.

Agus mengatakan kewajiban ini untuk memastikan para warga sekolah dalam keadaan sehat pada saat hingga pembelajaran tatap muka berakhir. Menurut dia, saat PTM terbatas tahap pertama ini pihaknya memprioritaskan keselamatan dan kesehatan siswa dan para guru di sekolah.

Karena itu, kata dia, asesmen yang dilakukan merupakan langkah awal mencegah adanya potensi paparan virus sehingga semua sekolah mesti lolos verifikasi terkait kesiapan sarana dan prasarana pendukung PTM.

"Kunci utamanya adalah izin dari orang tua, kalau mengizinkan, itu bisa mengikuti PTM, tetapi apabila tidak hak-hak belajar anak tetap diberikan melalui tatap layar," kata dia.

Dia juga menambahkan bahwa saat ini total siswa yang sudah divaksin telah mencapai 90 persen dan akan terus ditingkatkan agar semua siswa di DKI siap mengikuti pembelajaran tatap muka.

"Saat ini jumlahnya sudah mencapai 90 persen. Sisanya ini mungkin punya riwayat penyakit atau penyintas Covid-19," ungkapnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement