Rabu 01 Sep 2021 08:51 WIB

CSR yang Kolaboratif Dorong Agenda Pembangunan Berkelanjutan

Olahkarsa kantongi hasil riset CSR dari 34 perusahaan di Tanah Air.

Webinar Nasional CSR Outlook 2021 yang diselenggarakan oleh Olahkarsa, belum lama ini.
Foto: Istimewa
Webinar Nasional CSR Outlook 2021 yang diselenggarakan oleh Olahkarsa, belum lama ini.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Corporate Social responsibility (CSR) tidak lagi dinarasikan sebagai kewajiban korporasi, tetapi lebih tepat sebagai kebutuhan perusahaan. Belum lama ini, PT Olahkarsa Inovasi Indonesia melakukan riset untuk menggali potret CSR pada 34 perusahaan.

photo
Webinar Nasional CSR Outlook 2021 yang diselenggarakan oleh Olahkarsa, belum lama ini. - (Istimewa)
 

Ke-34 perusahaan itu berasal dari berbagai sektor bisnis, mulai dari BUMN, private sector, media massa, dan lembaga konsultan dan implementator CSR. Subjek informasi yang diolah berasal dari berbagai peran strategic, managerial, implementator, hingga CSR beneficiaries.

Riset yang dilakukan selama tiga bulan ini dilakukan dengan teknik pengambilan data online indepth interview. Perusahaan yang terlibat dalam riset ini, yakni PT Pupuk Kaltim, Badak LNG, PT Pertamina (Persero), PT Len Industri (Persero), AirNav Indonesia, PT Bio Farma (Persero), PT Pertamina DPPU Sepinggan, PT Pertamina Integrated Terminal Jakarta, PT Solusi Bangun Indonesia, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk, PT Geo Dipa Energi (Persero), Energi Mega Persada, PT Sicepat Ekspres Indonesia, PT Royal Lestari Utama, PT Kalbe Farma Tbk, ExxonMobil Cepu Limited, PT Sampoerna Agro Tbk, PT Indonesia Morowali Industrial Park, Danone AQUA Plant Mekarsari, PT Bhumi Jati Power, Astra Group, PT Pamapersada Nusantara, Partnership-ID, Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung, Telkom University, CECT - Trisakti University, Universitas Padjajaran, Human Initiative, Rumah Zakat, Filantra, ProVisi Education, Republika, Mitra Badak LNG, Mitra Kimia Farma, dan Mitra PT Len Industri.

Menurut CEO Olahkarsa Unggul Ananta, hasil riset ini menyoroti beberapa poin utama, seperti inovasi program CSR yang dilakukan oleh perusahaan, stakeholder engagement dalam program CSR yang berkelanjutan, komunikasi CSR sebagai komitmen perusahaan kepada masyarakat tentang tanggung jawab lingkungan dan sosial, dan proses adaptasi perusahaan terhadap keadaan sosial, budaya, politik, dan budaya yang ada dalam tatanan sosial masyarakat.

Saat ini, kata Unggul, perusahaan hadir di masyarakat dengan menyediakan ruang kolaborasi, jugamelibatkan stakeholder dalam setiap program yang digulirkan. Hal ini diawali dengan melakukan mapping terhadap kekuatan dan kebutuhan stakeholder.

‘’Dalam konteks adaptasi, saat ini perusahaan mencoba menjelaskan potensi yang ada di wilayah stakeholder, dan lini bisnis perusahaan,’’ ujar Unggul.‘

Program CSR telah dijadikan media dialogis perusahaan dengan stakeholder terhubung. Hal ini diamini oleh Iyuk Wahyudi, Sekjen Forum CSR Kesejahteraan Sosial Nasional. Menurutnya, keberhasilan program CSR akan berhasil bila melibatkan berbagai pihak, mulai dari dunia usaha, pemerintah, NGO, media, pendidikan hingga masyarakat.

Kata dia, program CSR mempunyai luaran yang selaras dan kolaboratif dalam mewujudkan pembangunan kesejahteraan sosial. Keseluruhan hasil riset itu dikemas dalam berbagai platform informasi yang dapat diakses oleh publik secara luas. Beberapa platform yang yang dapat diakses, yakni Webinar Nasional CSR Outlook 2021 yang sempat terlaksana pada Kamis 26 Agustus 2021.

photo
CSR Outlook 2021 - (Istimewa)
 

Webinar itu telah didokumentasikan secara baik melalui kanal Youtube Olahkarsa. Tidak hanya Webinar Nasional, hasil riset juga dikemas dalam bentuk creative magazine, yang dapat diakses melalui olahkarsa.com/csroutlook.

Selain itu di akhir tahun akan ada peluncuran buku dengan tema yang sama, untuk menunjukan analisis yang komprehensif. Hal ini merupakan bentuk media komunikasi yang masif, yang salah satunya melalui media massa.

Menurut Pimpinan Redaksi Republika Irfan Junaidi, media bersifat objektif sehinga akan  memandang peristiwa secara kontekstual, makro dan menyeluruh dari berbagai sisi. Tujuannya, kata dia, agar masyarakat mempunyai perspektif yang lebih luas.

Dalam konteks CSR, papar Irfan, perusahaan harus memetakan media yang ‘klik’ dalam pemberitaan program CSR yang dilakukan sehingga dapat mendorong agenda dari perusahaan.

Hal senada juga disampaikan oleh Executive Director CECT Trisakti University Maria R. Nindita Radyati. Menurutnya, program CSR perusahaan bertujuan untuk melakukan sebuah perubahan menuju kondisi yang lebih baik (current condition menuju better condition). Yaitu melakukan program CSR yang mengikuti theory of change. ‘’Impact dari program CSR ini nantinya akan dirasakan oleh relevant stakeholder,’’ ujarnya.

Menyikapi perkembangan itu, Olahkarsa akan terus hadir dengan komitmen agar menjadi bagian dari perusahaan-perusahaan di Indonesia, dengan menyediakan layanan terintegrasi mulai dari riset, asistensi program CSR, strategi komunikasi CSR, sampai dengan evaluasi.

Melalui kegiatan ini, menurut  CEO Olahkarsa Unggul Ananta, Olahkarsa ingin menyampaikan potret secara keseluruhan tentang tren implementasi program CSR, yang digulirkan oleh perusahaan-perusahaan Indonesia.

Sementara Manager TJSL PT Len Industri (Persero) Donny Gunawan menyebutkan, segala sesuatu harus dilaksanakan secara holistik dan ditunjang oleh semua pihak. Dalam prakteknya, CSR harus dilakukan secara kolaboratif dan komunikatif dengan stakeholder terutama dalam mengembangkan potensi lokal.  

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement