Kamis 02 Sep 2021 00:35 WIB

Bau Mulut, Gusi Berdarah Jadi Tanda Awal Penyakit Mematikan

Bau mulut bisa muncul akibat banyak penyebab.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Reiny Dwinanda
Mouthspray mencegah bau mulut. Risiko masalah jantung yang parah meningkat seiring meningkatnya keparahan periodontitis, kondisi yang menyebabkan bau mulut.
Foto: Republika/Wihdan
Mouthspray mencegah bau mulut. Risiko masalah jantung yang parah meningkat seiring meningkatnya keparahan periodontitis, kondisi yang menyebabkan bau mulut.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bau mulut bisa menjadi peringatan dini penyakit mematikan. Selain akibat dari diet, obat-obatan, merokok, makanan, dan minuman, bau mulut juga bisa menjadi tanda penyakit gusi, yang paling sering gusi berdarah.

Penyakit gusi dialami oleh 90 persen orang dewasa Inggris. Dalam beberapa kasus, penyakit gusi dapat menyebabkan kondisi buruk yang disebut periodontitis, di mana ligamen dan tulang menjadi berpenyakit.

Baca Juga

Periodontitis sendiri bukanlah penyakit yang mematikan, tetapi memiliki sejumlah komplikasi dan terkait dengan tingkat masalah jantung yang lebih tinggi. Hal itu dikonfirmasi dalam sebuah studi baru yang dipresentasikan di ESC Congress 2021.

Peneliti Swedia melihat catatan gigi 1.587 orang dengan usia rata-rata 62 tahun. Sebanyak 985 diklasifikasikan sebagai sehat, 489 memiliki periodontitis sedang, dan 113 memiliki periodontitis berat.

Dalam periode kira-kira enam tahun, para peneliti menelusuri kasus kematian, serangan jantung atau strok yang tidak fatal, atau gagal jantung parah. Ada sebanyak 205 peristiwa yang terjadi. Peserta dengan periodontitis awal memiliki peluang 49 persen lebih tinggi dibandingkan mereka yang memiliki gusi sehat.

Baca juga : Kasus Covid Turun, Epidemiolog Ungkap Titik Rawan Penularan

Peneliti mengatakan, risiko masalah jantung yang parah meningkat seiring meningkatnya keparahan periodontitis. Temuan itu mengonfirmasi serangkaian studi panjang yang menghubungkan penyakit gusi dengan peradangan yang menyebabkan serangan jantung dan banyak lagi.

"Risiko mengalami kejadian kardiovaskular seiring waktu pada peserta dengan periodontitis, meningkat seiring dengan tingkat keparahannya. Ini terutama terlihat pada pasien yang sudah mengalami infark miokard (serangan jantung)," kata penulis studi dari Karolinska Institute, Stockholm, Swedia, Giulia Ferrannini dikutip dari The Sun, Rabu (1/9).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement