Selasa 31 Aug 2021 18:42 WIB

Kasus Aktif di Indonesia 4 Kali Lebih Tinggi dari India

Pemerintah dan masyarakat diingatkan agar tetap meningkatkan kewaspadaan.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Hiru Muhammad
Spanduk penutupan terpasang pada pintu masuk obyek wisata saat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 di Pantai Sanur, Denpasar, Bali, Kamis (26/8/2021). Berdasarkan data secara kumulatif Satgas Penanganan COVID-19 Kota Denpasar dari tanggal 1 - 25 Agustus 2021 terkonfirmasi kasus positif COVID-19 berjumlah 8.879 orang, angka kesembuhan 11.781 orang, meninggal dunia 285 orang dan kasus aktif yang masih dalam perawatan sebanyak 2.447 orang.
Foto: ANTARA/Nyoman Hendra Wibowo
Spanduk penutupan terpasang pada pintu masuk obyek wisata saat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 di Pantai Sanur, Denpasar, Bali, Kamis (26/8/2021). Berdasarkan data secara kumulatif Satgas Penanganan COVID-19 Kota Denpasar dari tanggal 1 - 25 Agustus 2021 terkonfirmasi kasus positif COVID-19 berjumlah 8.879 orang, angka kesembuhan 11.781 orang, meninggal dunia 285 orang dan kasus aktif yang masih dalam perawatan sebanyak 2.447 orang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyampaikan, perkembangan kasus aktif di Indonesia saat ini mulai menunjukan tren penurunan. Presentase kasus aktif di Indonesia per 29 Agustus pun tercatat sebesar 5,34 persen yang lebih rendah dari kasus dunia yakni sebesar 8,56 persen.

Namun, jika dibandingkan dengan kasus aktif di India, kasus aktif di Indonesia masih lebih tinggi 4 kali lipat. Wiku menyebut, India yang sempat mengalami peningkatan kasus signifikan saat ini berhasil menekan kasus aktif hingga 1,16 persen.

“Penurunan persentase kasus aktif nasional ini merupakan perkembangan yang baik, yang dicapai berkat peran aktif seluruh lapisan masyarakat,” ujar Wiku saat konferensi pers, Selasa (31/8).

Sedangkan jika dibandingkan dengan negara-negara dengan kasus aktif tertinggi seperti Amerika Serikat dengan kasus aktif 20,63 persen dan Inggris 17,72 persen, maka persentase kasus aktif di Indonesia masih lebih rendah sekitar 4 kali lipat.

Dan jika dibandingkan dengan negara-negara di Asia seperti Jepang dengan kasus aktifnya yang sebesar 17 persen dan Malaysia 15,4 persen, maka kasus aktif di Indonesia lebih rendah 3 kali lipat.

Meskipun kasus aktif secara nasional mengalami perkembangan yang cukup baik, namun Wiku mengingatkan pemerintah dan masyarakat agar tetap meningkatkan kewaspadaan. Salah satunya dengan melihat data di tingkat provinsi sehingga kasus dapat segera dikendalikan.

Satgas mencatat 10 provinsi dengan jumlah kasus aktif tertinggi. Yakni Jawa Tengah dengan kasus aktif 25.959, Jawa Barat sebanyak 24.802, Sumatera Utara memiliki 22.179, DIY sebanyak 13.684, Jawa Timur sebanyak 12.695, Papua sebanyak 12.159, DKI Jakarta sebanyak 7.764, Kalimantan Selatan sebanyak 7.590, Kalimantan Timur sebanyak 7.430, dan Bali sebanyak 6.933.“Kesepuluh provinsi ini menyumbangkan 65 persen atau lebih dari setengah total kasus aktif di Indonesia,” ujar Wiku.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement