Selasa 31 Aug 2021 14:11 WIB

Damri Masih Alami Penurunan Jumlah Penumpang

Jumlah penumpang Damri pada semester I 2021 hanya 34 persen dari semester I 2020.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Friska Yolandha
Warga berjalan menuju bus Damri yang terparkir di Terminal Cicaheum, Kota Bandung, Jumat (7/5). Damri hingga semester I 2021 masih mencatat penurunan jumlah penumpang.
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Warga berjalan menuju bus Damri yang terparkir di Terminal Cicaheum, Kota Bandung, Jumat (7/5). Damri hingga semester I 2021 masih mencatat penurunan jumlah penumpang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Damri hingga semester I 2021 masih mencatat penurunan jumlah penumpang. Hal tersebut berdampak kepada perkembangan bisnis yang dialami Damri semenjak terdampak pandemi Covid-19. 

“Posisi sementara, sampai akhir semester I tahun ini, perusahaan masih dalam mencatatlan kerugian,” kata Kepala Divisi Sekretariat Perusahaan Damri Sidik Pramono kepada Republika.co.id, Selasa (31/8). 

Sidik menjelaskan, jumlah penumpang Damri pada semester I 2021 hanya sekitar 34 persen dari jumlah penumpang pada periode yang sama 2020. Sementara jika dibandingkan dengan jumlah penumpang pada semester I 2019 saat kondisi masih normal, Sidik mengatakan jumlah penumpang pada semester I 2021 hanya sekitar 15,3 persennya saja. 

Dia menuturkan, sektor transportasi darat merupakan salah satu bidang usaha paling terdampak akibat pandemi Covid-19. “Pembatasan kegiatan masyarakat dengan beragam kondisi sejak awal 2021 sangat mempengaruhi capaian kinerja perusahaan, baik pada sisi pergerakan armada, jumlah pelanggan pengguna, dan kemudian pada total pendapatan,” jelas Sidik. 

Untuk itu, dia mengatakan capaian Damri sepanjang semester I 2021 menurun jika dibandingkan dengan capaian 2020. Terlebih jika dibandingkan dengan kondisi normal sebelumnya pada 2019.

Sidik menambahkan, berkurangnya frekuensi penerbangan juga berdampak pada jumlah penumpang orang yang akan diangkut dari dan ke bandara. Dia menilai, penurunan jumlah penumpang sejalan dengan pengetatan aturan protokol kesehatan dan pembatasan keterisian penumpang untuk perjalanan jarak jauh.

“Tidak adanya mobilitas masif pada masa liburan dan libur hari besar yang selama ini juga memberi kontribusi signifikan bagi pendapatan perusahaan,” ujar Sidik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement